Rabu, 27 Juli 2011

Mempermudah Bisnis Anda

 Bisnis tidak pernah mudah untuk dijalani. Selalu ada kesulitan, hambatan ataupun masalah yang mengganggu perkembangannya. Namun jangan kekurangan akal. Michael Hummer mencoba memberikan beberapa poin yang bisa mendorong perusahaan Anda menjadi sukses.

Pertama, dia bilang bahwa buatlah perusahaan Anda supaya mudah untuk diajak berbisnis. Buatlah perusahaan Anda agar simple dan gampang diajak transaksi. Seperti halnya McDonald, orang hanya datang, ntri sebentar kemudian membayar dan selesai sudah transaksinya. Jangan membuat perusahaan Anda susah. Seperti halnya orang mencari Anda susah, menemukan harga produk Anda juga sama susahnya. Itu hanya akan membuat perusahaan Anda tidak pernah bisa berkembang.

Kedua, tambahilah nilai-nilai pelanggan Anda. More added value to your customer. Kalau konsumen Anda hanya menginginkan barang, maka kirimkanlah barang itu dengan bungkus yang menarik. Kalau dia menginginkan tiket yang sederhana, maka kirimkan tiket itu dengan pelayanan yang menarik. Hal ini akan menambah nilai dari barang tersebut.

Ketiga, pelajari proses bisnis Anda. Karena Michael Hummer terkenal dengan reengineering, maka dia selalu bilang bagaimana menghadapi customer Anda. Mulai dari dia tahu dan ketemu dengan perusahaan Anda, hingga membayar semua barang yang telah ter-delivery. Maka kata proses menjadi kata kunci dan harus diperbaiki dengan sebaik-baiknya.

Keempat, cobalah secara umum dapat merubah kreativitas menjadi rutinitas. Bagaimana kita bisa mengubah pekerjaan kita sehari-hari menjadi sebuah kreativitas? Ini adalah sesuatu hal yang sulit, tetapi di sinilah pentingnya inovasi dan kreativitas.

Kelima, ukurlah kinerja Anda secara komprehensip. Apa saja bisa diukur dan tentukan tolok ukur yang tepat, karena kalau tidak ada tolak ukurnya kita tidak akan pernah tahu bahwa kita ini sudah bagus atau belum.

Keenam, petiklah keuntungan dari ketidakpastian. Artinya, kita harus fleskibel, terutama di Indonesia, di mana ketidakpastian begitu besarnya. Banyaknya perubahan yang sangat penting terjadi di Indonesia. Karena perubahan itu, buatlah perusahaan kita sefleksibel mungkin.

Ketujuh, fokuslah pada pelanggan akhir. Mungkin kita menjual handphone melalui sebuah importer, distributor, retailer baru ke customer. Maka yang perlu diperhatikan oleh kita adalah end customer.

Kedelapan, hilangkanlah batasan-batasan dan bekerja samalah dengan siapa pun. Jangan pernah memikirkan bahwa Anda orang marketing, produksi atau yang lainnya. Karena semua itu tidak perlu. Kita harus berpikir bahwa semua dari perusahaan kita, semua orang, semua partnership kita dan dengan siapa pun kita satukan untuk memberikan produk yang terbaik kepada pelanggan.

Kesembilan, cobalah memperkuat kompetensi kita, bekerjasama dengan perusahaan lain dan hanya memfokuskan diri kita pada kemampuan inti kita. Apa yang bisa kita lakukan yang terbaik, maka fokuskanlah di situ. Dengan begitu kita bisa berharap perusahaan kita bisa maju dengan lebih baik.

Demikian business wisdom hari ini. Semoga bermanfaat bagi Anda dan orang-orang di sekitar Anda
Satu Kali Tiap Detik ... Mitra bisnis, pada business wisdom hari ini saya akan bercerita tentang seorang pekerja pembuat jam. Ia membuat jam tangan kecil dan dijadikan sebagai sebuah kerajinan tangan. Uniknya, pembuat jam ini dapat berbicara dengan jam yang dibuatnya.

Ketika sedang membuat jam, ia bertanya kepada jam itu, "Hai jam, sanggupkah kamu bekerja berdetak sebanyak 31.536.000 kali dalam setahun?" Jam tersebut merasa keberatan karena dia akan merasa tidak sanggup dengan beban yang begitu banyak.

Maka pembuat jam kembali menawarkan, "Bagaimana kalau sebanyak 86.400 kali dalam sehari?". Karena dirasa beban masih berat, jam masih menolak hal tersebut. Kembali pembuat jam menawar "Bagaimana jika 3.600 dalam satu jam saja?". Jam masih saja merasa akan kecapekan bila harus berdetak selama 3.600 kali dalam satu jam.

Maka akhirnya pembuat jam pun memberikan pilihan terakhir, "Bagaimana kalau satu kali saja tiap satu detik?" Jam merasa, hal ini tidaklah berat dan iapun menyanggupinya. Akhirnya jam itu pun dibuat sampai jadi. Setiap detik jam itu berdetak, dan dalam setahun ia telah berdetak sebanyak 31.536.000 kali.

Mitra bisnis, demikian pula dalam berbisnis kita juga tidak mungkin bisa langsung membuat sebuah kerajaan bisnis yang besar dan kaya raya. Tetapi kita harus melangkah satu demi satu, setiap hari, setiap minggu. Kalau Anda tidak bisa membuat perusahaan yang besar, maka cobalah untuk membuat satu perusahaan yang sukses dan lima anak perusahaan.

Kalau Anda tidak sanggup membuat satu perusahaan, maka buatlah rencana pekerjaan selama satu tahun dengan giat. Kalau hal itu masih dirasa berat, cobalah untuk mengerjakan pekerjaan Anda pada hari ini dengan sebaik-baiknya dan ulangi lagi keesokan harinya. Dengan demikian, Anda akan melalui hari demi hari yang dalam satu atu dua tahun ke depan usaha Anda akan menjadi sukses. Karena setiap hari Anda bekerja sungguh-sungguh hanya untuk hari itu.

Jangan pernah membayangkan masa depan yang masih lima belas tahun ke depan. Tetapi cobalah untuk memberikan yang maksimal untuk menghasilkan yang terbaik hanya pada hari ini saja. Begitu pula hari esok, minggu depan dan tahun depan. Niscaya Anda akan sukses pada waktunya.

Demikian business wisdom kali ini. Semoga bermanfaat.

3V Talking Sebuah riset di Amerika menunjukkan bahwa saat berkomunikasi, orang menangkap apa yang kita maksudkan 55% adalah dari gerak - gerik kita saat bicara, 37% adalah dari intonasi suara kita, dan hanya 8% orang memperhatikan kata - kata yang kita ucapkan.

Seringkali kita berpikir sebaliknya, bahwa kata - kata yang kita ucapkan akan mempengaruhi maksud yang ditangkap oleh lawan bicara kita. Kita jadi sering membuang waktu untuk berhati - hati menyusun kata - kata yang akan kita sampaikan pada saat berbicara. Hal ini memang ada benarnya. Tapi yang lebih menentukan sampai tidaknya maksud yang kita sampaikan adalah dari gerak - gerik visual tubuh kita saat bicara.

Ada 3 V yang harus anda perhatikan dari proses komunikasi ini yaitu Visual : bagaimana orang memperhatkan gerak - gerik kita pada saat ber bicara, yang akan mempengaruhi 55% penyampaian maksud dalam komunikasi. Kemudian ada pula Voice : bagaimana kita memberikan intonasi dan nada dalam pengucapan kata - kata tersebut, yang mempengaruhi hingga 37% penyampaian maksud dalam komunikasi. Yang terakhir adalah Vocal : yaitu kata - kata yang kita pilih, yang hanya mempengaruhi 8% dari penyampaian maksud dalam komunikasi.

Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi orang pada saat berkomunikasi adalah gerak - gerik visual yang memberikan ekspresi dan intonasi suara yang menentukan ada tidaknya antusiasme dan emosi dalam cara kita berbicara. Misalnya saja, anda mengucapkan kata - kata "Bagus ya!", yang pertama anda mengucapkannya dengan tersenyum dan intonasi yang bersemangat, orang akan mengerti bahwa anda sedang memujinya. Tapi bila kata - kata yang sama anda ucapkan dengan ekspresi wajah datar dan dengan nada sinisme, dia akan mengerti bahwa anda sedang menyindirnya. Demikian pula bila anda mengucapkan sesuatu dengan tidak tulus. Secara tidak sadar tubuh dan ekspresi wajah anda akan menyampaikan ketidaktulusan tersebut pada lawan bicara anda.

Perlu anda sadari bahwa dalam komunikasi, selalu terjadi sinkronisasi antara apa yang anda ucakpan dan apa yang anda rasakan pada lawan bicara anda saat anda mengucapkan kata - kata tersebut. Hal ini secara halus tercermin dan akan dengan cepat ditangkap oleh lawa bicara anda sehingga ia akan dapat memutuskan apa maksud anda sebenarnya.

Perhatikan kembali 3 V yang tadi telah disebutkan harus ada kesinkronan bila anda dalam 3 elemen ini bila anda menginginkan maksud anda ditangkap dengan baik oleh lawan bicara anda. Maka, anda betul - betul harus memperhatikan ekspresi gerak tubuh, wajah, maupun intonasi anda saat berbicara untuk meyakinkan lawan bicara akan maksud anda yang sebenarnya.

Mitra Bisnis, dalam kehidupan bisnis pasti anda akan sering menghadapi saat dimana anda harus bicara pada orang lain. Pada saat - saat seperti itu, perhatikan dengan cermat 3 V anda agar kiranya lawan bicara anda mengerti dengan baik apa yang anda maksudkan.

Demikianlah Bisnis Wisdom kesempatan ini, kiranya dapat berguna dalam meningkatkan bisnis anda!

48+ Kalau ingin sukses, Anda harus menggunakan plus-nya, berapa banyak plus yang Anda lakukan dalam diri untuk mencapai sukses itu. Kalau Anda perhatikan, setiap orang sukses sedikit banyak mempunyai kegilaan dalam bekerja keras.

Mitra bisnis, dalam business wisdom kali ini saya mencoba untuk menggugah Anda untuk bekerja lebih keras lagi. Ada sebuah pemikiran konyol, bahwa orang dapat bekerja dengan senang-senang saja, lalu tiba-tiba meraih sukses besar dan menjadi kaya-raya.

Itu hanya sebuah mitologi yang tidak dapat dipercaya kebenarannya, yang benar adalah semua orang yang kaya dan semua orang yang sukses itu harus bekerja keras.

Rumus yang ingin saya tawarkan disini adalah '48+' yaitu sebuah introspeksi waktu bekerja Anda! Kalau Anda bekerja sehari selama 8 jam, selama 6 hari kerja, maka Anda sudah bekerja total selama 48 jam. Yang perlu Anda ketahui, waktu 48 jam bekerja keras itu hanya untuk survival saja, hanya untuk bertahan demi kelangsungan hidup dan mempertahankan diri.

Kalau ingin sukses, Anda harus menggunakan plus-nya, berapa banyak plus yang Anda lakukan dalam diri untuk mencapai sukses itu. Kalau Anda perhatikan, setiap orang sukses sedikit banyak mempunyai kegilaan dalam bekerja keras. Itu memang benar, karena era kompetisi yang semakin tajam dalam dunia bisnis seperti sekarang ini, membuat kita harus mau bersaing dengan orang lain.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, dalam rumus '48+' waktu selama 48 jam seminggu tersebut adalah untuk survival, sementara plus (+) adalah untuk sukses. Jika Anda bekerja selama 70 jam seminggu, 48 jam-nya adalah untuk survival sementara 22 jam-nya adalah untuk kesuksesan. Bagaimana kalau Anda bekerja selama 90 jam atau 100 jam seminggu? Tentu mungkin Anda akan jauh lebih sukses.

Mitra bisnis, ada survey yang cukup menarik di Amerika Serikat beberapa waktu lalu, tentang 'self-made millioner', yaitu milyuner yang jadi kaya-raya karena dirinya sendiri. Mereka lantas dicoba untuk dikelompokkan demi mengetahui seberapa banyak populasi orang-orang itu. Hasilnya, hampir semua (diatas 85%) dari orang-orang ini bekerja selama 70, 80, 90 jam, dan bahkan lebih per minggu-nya.

Wow! Ini artinya, setiap hari mereka sanggup bekerja lebih dari 10 jam sehari. Mereka juga merasa begitu menyukai pekerjaannya sehingga tidak merasa seperti bekerja. Itu sesuatu yang sangat bagus, dan yang paling penting adalah fakta bahwa mereka benar-benar mengerjakan pekerjaannya.

Selain rumus '48+' tadi, di samping kerja keras, tentu juga harus ada kerja cerdas. Jadi tidak sekedar work hard, tapi juga work smart. Kalau kita lihat, ada beberapa orang yang sepertinya bekerja keras dan selalu ada di kantor, tapi ternyata pikirannya melayang kemana-mana, dan hatinya sesungguhnya tidak ada disana. Banyak orang yang sloppy, yang bekerja semaunya sendiri.

Hal itu akan menjauhkan dia dari kesuksesan yang diharapkan dan tentu akan menjauhkan diri dari excellence atau hasil maksimum dalam pekerjaan. Jadi mitra bisnis, Anda harus menaruh hati, diri Anda, semangat, dan kemauan Anda sepenuhnya pada  pekerjaan Anda saat bekerja.

Diimani dan Diamini Pada kesempatan ini kita akan bicara tentang percaya. Saya rasa kalau ingin sukses anda harus percaya pada diri anda sendiri dulu kalau anda bisa sukses. Believe in youself. Kalau anda tidak percaya pada diri anda, tidak percaya pada produk anda, anda tidak mungkin jadi sukses. Dengan kata lain, diimani dan diamini.

Lihat saja salesman. Kalau dia percaya pada produknya, dia akan memiliki keyakinan bahwa produknya hebat, maka diapun akan berusaha agar produk itu bisa terjual. Tapi kalau dia tidak percaya pada kehebatan produknya, dia juga tidak akan berhasil menjual. Saya punya seorang kawan salesman yang percaya pada produknya. Dia dengan mudah mempromosikan produk tersebut dan melakukan penjualan yang menguntungkan. Namun pada suatu hari, ia mengetahui bahwa produknya tidaklah sebaik yang dia sangka. Maka dengan segera saja ia kehilangan kemampuan menjualnya.

Seseorang tidak akan dapat menipu hati nuraninya. Kalau anda tidak percaya produk anda, anda tidak akan bisa menjual. Demikian juga kalau anda tidak percaya bahwa diri anda bisa sukses, anda tidak akan bisa sukses!

Pada saat mengharapkan sesuatu, yang tidak kalah penting adalah percaya bahwa anda bisa meraih harapan anda tersebut. Pada saat anda berharap untuk sukses, anda juga harus percaya kalau anda bisa meraih kesuksesan yang anda dambakan itu! Jika anda bisa percaya, cepat atau lambat anda akan sukses. Tapi kalau anda tidak percaya anda bisa sukses, anda juga tidak akan pernah bisa sukses menkipun anda sudah berusaha sekuat - kuatnya dan sebaik - baiknya.

Satu kata kunci yang sederhana, 'PERCAYA bisa mengubah segalanya'. Kata ini sangat populer dan sering dipakai oleh kalangan businessman sukses tingkat dunia. Katakan "Saya PERCAYA saya BISA SUKSES". Dengan demikian anda menguatkan dasar - dasar dalam diri anda sendiri untuk meraih sukses tersebut.

Anda harus percaya kalau anda telah diciptakan dengan baik, dengan special, dengan luar biasa untuk meraih kesuksesan yang menjadi hak anda. Ingatlah bahwa dalam hidup ini, meskipun anda pernah gagal, tapi juga banyak meraih kesuksesan. Buatlah peringatan bagi tiap kesuksesan baik kecil maupun besar yang pernah anda raih dalam hidup. Sebaliknya, bila anda menemukan kegagalan, anggap saja sebagai pelajaran dan jalan yang harus dilalui sebelum akhirnya anda meraih sukses besar.

Bahkan Thomas Alfa Edison menemukan ribuan kegagalan sebelum ia akhirnya menemukan bahan yang tepat untuk bola lampunya. Pada ribuan kegagalan ini, saat anak buahnya memprotes, "Sir, kita tidak akan bisa menemukannya. Ini sudah kesekian kalinya kita mencoba dan gagal lagi". Thomas Alfa Edison hanya tertawa dan berkata, "Apa maksudmu gagal lagi? Kita sudah berhasil. Well, setidaknya kita berhasil mengetahui bahwa bahan ini tidak cocok dipakai dalam bola lampu kita!"

Optimisme luar biasa telah mendorong Edison untuk menciptakan karya luar biasa dan membuat namanya dikenang. Bagaimana dengan diri anda? Tidakkah anda mengerti bahwa anda juga sama istimewanya dengan Edison dan berhak atas kesuksesan yang sama? Edison percaya bahwa kelak dia akan menemukan bahan yang cocok bagi bola lampunya – dan ia menemukannnya setelah ribuan kali gagal dan terus mencoba. Andapun bisa mengikuti jejak Edison ini dengan PERCAYA pada diri anda bahwa anda BISA meraih SUKSES selalu.

Sayapun selalu percaya, anda adalah pribadi yang luar biasa yang dicipakan untuk SUKSES, dan SUKSES adalah milik anda semua!

Antusiasme Dalam Hidup Umur membuat kulit kita keriput, tapi kehilangan antusiasme dalam hidup membuat jiwa kita keriput. Umur boleh menua, namun jiwa masih awet muda selama masih menggenggam antusiasme.

Sebuah peribahasa menarik dari Native America Proverb, "The soul would not have rainbow if the eyes had no tears." Peribahasa yang mengilhami bangsa Amerika untuk selalu bangun setelah jatuh membangun bangsanya menjadi lebih maju.

Mereka bilang, hanya dengan keberanian kita menerima kesedihan dan airmata dengan tangan terbuka, yang membuat kita nantinya akan mampu melihat indahnya pelangi jiwa. Orang baru bisa menikmati kehidupan, keindahan, kebahagiaan, setelah dia tahu arti kesedihan. Dia akan merasakan kesuksesan setelah pernah mengalami kegagalan. Setelah semuanya pernah mengalirkan air mata.

Dalam hubungan lelaki-perempuan, persahabatan, atau percintaan kadang kala timbul gangguan, hambatan yang membuat kita merasa sedih. Namun bilamana telah melewati hal itu hubungan itu akan menjadi lebih baik, lebih berbahagia dan lebih mencintai.

Orang selalu berharap mulai berbisnis bisa langsung sukses, atau mengharapkan bisnisnya sukses terus tidak pernah gagal. Tentu saja hal ini tidak bisa. Kita baru bisa benar-benar menghargai dan menerima kesuksesan bilamana kita pernah gagal. Bila kita pernah tahu merasakan akan gagal seperti apa. Dan tidak menyalahkan yang lain, kalau kita gagal. Karena yang penting adalah selalu penuh antusiasme tanpa kehilangan sedikitpun untuk melewati kegagalan demi kegagalan.

Antusiasme itulah yang menjadi motor dalam kehidupan kita. Antusisamelah yang menjadi inspirasi untuk terus berkarya dan berjuang untuk menuju yang lebih baik. Umur bisa saja membuat kulit kita keriput, namun kehilangan antusiasme dalam hidup, justru menjadikan jiwa kita keriput.

Maka kita harus berani menerima kesedihan, namun kita tetap menyiapkan diri dengan antusiasme kita menghadapi kehidupan ini untuk mencapai kemajuan yang lebih baik.

Bertindak !!! Mitra bisnis, dalam seminar saya pernah mencoba, mengambil selembar uang Rp 100.000,00 dan bertanya pada hadirin saya "Siapa yang mau uang ini?". Saya melihat beberapa tangan terangkat, tetap saya tanyakan, "Siapa yang mau uang Rp. 100.000,00 ini?" Beberapa tangan menyusul terangkat. Ketika saya tanyakan lagi untuk ketiga kalinya, "Siapa yang mau memiliki uang ini?". Seorang hadirin maju dan mengambil uang tersebut dari tangan saya, dan dialah yang berhak atas uang tersebut.

Orang itulah yang saya sebutkan mampu melakukan Action terhadap suatu kesempatan. Memang banyak orang yang mengangkat tangannya pada saat saya bertanya tadi, tapi tidak ada seorangpun selain dia yang mengambil tindakan maju ke podium dan mengambil uang itu. Dialah satu - satunya yang mengambil tindakan atas kesempatan memperoleh uang yang saya tawarkan.

Ketika saya tanya, kenapa yang lain tidak mau maju bertindak? Alasannya macam - macam. Ada yang bilang, "Saya malu", "Saya sungkan", "Saya duduknya di belakang, jadi tidak mengerti apa yang bapak inginkan", hingga "Saya tidak terlalu memerlukan uang, mungkin yang lain lebih memerlukan".

Tapi mitra bisnis, apapun alasan anda, saat anda menginginkan kesuksesan, anda harus melakukan tindakan LEBIH daripada yang sudah dilakukan orang lain. Hal ini penting karena reward yang disediakan dalam satu kesempatan hanya akan bisa diraih oleh satu pihak saja, yaitu mereka yang mau berusaha lebih. Dan kesempatan itu mungkin tidak akan datang lagi pada anda.

Kita sering menunda tindakan kita dengan alasan, "Waktunya kurang tepat bagi saya". Kemudian mengunggu kesempatan yang sempurna bagi diri kita untuk beraksi. Kita menunggu kesempatan terbaik, menunggu ijin, menunggu agar lebih berpengalaman, menunggu agar persiapan kita lebih baik, menunggu agar keadaannya lebih baik, menunggu hingga kita lupa apa sebenarnya yang kita tunggu lagi?

Keuntungan dan kesempatan hanya diberikan bagi mereka yang mau bertindak saat ini juga! Rencana tidak akan pernah sempurna, persiapan tidak akan pernah selesai, pengalaman tidak akn pernah cukup. Tapi kesempatan adalah milik mereka yang mau dan punya inisiatif untuk bertindak lebih dari orang lain.

Ketika anda melihat suatu kesempatan datang, segera bertindak untuk meraihnya, karena anda juga tahu kalau pihak lain memiliki kesempatan yang sama untuk meraihnya. Anda harus bergerak lebih cepat dan berusaha lebih keras, agar tidak ada yang mendahului anda. Jika anda hanya menunggu dan tidak mau bergerak atau berusaha lebih keras, bagaimana anda bisa mengharapkan hasil yang and peroleh akan berbeda dari orang lain? Anda tidak berhak mendapat lebih kalau tidak berusaha lebih.

Demikianlah mitra bisnis, betapa pentingnya bagi kita untuk memiliki inisiatif untuk bertindak lebih cepat dari orang lain. Apalagi di jaman teknologi ini, dimana setiap orang berlomba untuk menjadi yang terdepan, jangan ragu - ragu lagi untuk bertindak pada tiap kesempatan yang menghampiri anda!

Blink Pada hari ini saya ingin sharing tentang sebuah buku dari Malcolm galdwell yang dulu menulis tentang tipping point. Dalam buku ini Malcolm galdwell berbicara bahwa bagaimana dalam keseharian kita, kita sering melakukan 'blink' atau the power of thinking without thinking.

Dalam buku ini dijelaskan bagaimana sebetulnya kita sering melakukan 'blink' atau menggunakan intuisi kita dalam kehidupan sehari-hari. Sering kali dalam pengambilan keputusan, kita tidak memiliki waktu yang cukup untuk memikirkan tindakan kita matang-matang. Maka, kita menggunakan intuisi atau pengetahuan bawah sadar kita yang diperoleh dari pengalaman masa lalu dan informasi-informasi ringan yang ditangkap sambil lalu sehari-hari untuk memtutuskan dengan cepat. Tindakan inilah yang disebut dengan 'blink'.

Ada sebuah riset menarik tetang konsep ini. Pada riset ini, ada sekelompok mahasiswa yang disuruh melihat video bisu yang menunjukkan beberapa dosen yang tidak pernah mengajar mereka saat para dosen tersebut mengajar di kelas. Kemudian, para mahasiswa ini diminta menunjukkan dosen mana yang baik dan mana yang tidak baik. Para mahasiswa tersebut tidak pernah mengenal maupun diajar oleh dosen yang dimaksud, dan hanya menonton rekaman videonya selama 10 detik. Yang cukup mengejutkan, hasil penilaian dari grup mahasiswa ini ternyata sangat akurat dan sesuai dengan penilaian sekelompok mahasiswa lain  yang sudah pernah diajar oleh dosen tersebut selama beberapa waktu.

Hal ini menunjukkan bahwa bila kita sudah memahami suatu hal dengan cukup mendalam, kita akan memiliki apa yang disebut sebagai kemampuan 'blink', suatu kemampuan untuk memutuskan dengan benar tanpa berpikir dalam. Kemampuan ini memungkinkan kita untuk mengambil keputusan yang akurat dalam jangka waktu yang sangat singkat, yaitu 5 - 10 detik dan dengan informasi yang sesedikit mungkin. Memang tidak tertutup juga kita bisa melakukan kesalahan dalam 'blink'. Namun umumnya bila kita sudah memiliki pemahaman dan pengalaman dalam bidang yang dimaksud, keputusan yang kita ambil akan tetap cukup akurat.

Contoh lain adalah pada saat kita menerima telepon. Hanya dengan mendengar sepatah kata "Halo" anda mungkin sudah bisa mengenali siapa lawan bicara anda. Padahal, anda belum mendengar kata lain. Hal ini bisa terjadi karena anda sudah begitu hafal dengan suara lawan bicara anda, caranya dalam menjawab telepon, maupun intonasi yang digunakannya saat mengucapkan kata "Halo" tadi.

Demikianlah ditunjukkan bahwa otak kita memiliki kemampuan yang sedemikian rupa dalam mengolah informasi yang ada dengan sangat cepat sehingga muncul dalam bentuk intuisi. Dalam kehidupan bisnis anda, akan sangat baik dan berguna bila sekiranya anda dapat mempertajam dan melatih kemampuan intuisi ini. Dengan demikian, anda akan mampu mengambil keputusan yang benar dan mnguntungkan sekalipun anda ada dalam posisi yang terdesak.

Demikian Bisnis Wisdom edisi kali ini, semoga dapat berguna dalam kehidupan bisnis anda sekalian. Berbicara dengan Diri Sendiri

Manusia kadang - kadang pasti melakukan internal dialog dalam dirinya. Internal dialog adalah saat dimana kita memeriksa kedalam diri kita sendiri, berbicara dan bercakap - cakap dengan hati dan jiwa kita sendiri. Dalam sehari, ornag bisa melakukan 50.000 kali self talk dalam sehari. Hal kecil ini ternyata sangat penting meski keberadaannya sering tidak kita sadari.

Penelitian membuktikan bahwa 80% orang yang melakukan internal dialog selalu mengatakan hal - hal negatif pada dirinya sendiri. Bahkan tanpa kita sadari, kita selalu memarahi diri kita sendiri. Kita mengatakan hal - hal buruk tentang diri kita, pada diri kita sendiri. Hasilnya, kita menjadi percaya bahwa diri kita ini bodoh dan jelek, dan tidak bisa sukses. Betapa merugikannya! Tindakan, kelakuan, dan semangat kita pun ikut terkikis akibat kebiasaan buruk ini. Anda pun mulai menyalahkan diri sendiri atas setiap kejadian buruk yang terjadi, meskipun anda sebetulnya tidak bersalah.

Padahal jika kita mampu mengubah hal ini, kita akan menemukan bahwa diri kita ini sebetulnya luar biasa, bahwa kita bisa meraih sukses denagn mudah. Misalnya saja, saat bercermin anda berkata, "Bibir saya jelek, tebal seperti Mandra!" Tapi coba lihat Angelina Jolie, bibirnya yang tebal dan seksi membuatnya terpilih menjadi Lara Croft, hingga menjadi ikon tenar Holywood. Jadi kenapa anda merasa bibir tebal anda jelek?

Tekniknya sederhana saja, anda harus bisa menemukan sisi positif anda lebih dari apa yang pernah dikatakan orang lain pada anda, membayangkan dan memvisualisasikan sikap positif tersebut, dan membayangkan sisi negatif anda berubah menjadi positif.

Misalnya saja, anda sering berpikir kalau anda ini bodoh, anda tidak sepandai teman - teman anda. Tapi sebelum anda mulai mencerca diri sendiri, lihatlah, anda ternyata orang yang sabar, sangat menyenangkan untuk diajak bicara dan bersahabat. Semua sahabat anda dapat mengandalkan anda. Anda bisa dengan mudah bersahabat dan menciptakan suasana menyenangkan bagi kawan - kawan anda. Maka daripada membodoh - bodohkan diri anda, berpikirlah begini: "Memang saya tidak sepandai kawan - kawan lain dalam satu kelompok ini. Tapi tanpa kehadiran saya, mereka tidak akan bisa bersatu disini sebagai satu kelompok". Dengan demikian, anda akan bisa menghargai diri anda sendiri dan berhenti beranggapan bahwa anda tidak mampu.

Pada orang - orang yang memiliki internal dialog positif, mereka bisa menghentikan sikap menyalahkan diri sendiri, sekaligus juga menganalisa kejaian buruk yang terjadi pada mereka supaya tidak berlarut - larut dan mempengaruhi sikap mereka. Hasilnya, sikap dan tindakan mereka selalu dalam kapasitas terbaik dan membuat mereka mampu melakukan apapun. Mereka juga lebih antusias dalam menghadapi segala hal yang terjadi dan lebih siap menghadapi tantangan untuk meraih sukses!

Dengan demikian, orang lainpun juga akan melihat anda dengan sikap positif dan memandang anda dengan baik. Dan bila orang lain bisa menerima anda dengan baik, andapun akan lebih dekat dengan sukses anda. Fraud Blink

Mitra bisnis, kita akan membahas tentang apa yang disebut sebagai 'kesalahan intuisi'. Dalam mengginakan intuisi kita seharii - hari, seringkali kita mengalami apa yang disebut kesalahan intuisi. Bisa saat kita salah menilai seseorang, salah menilai kesempatan yang datang, ataupun dalam memprediksi suatu keadaan.

Misalnya saja pada saat menilai seseorang. Ada orang yang terlihat baik, jujur, dan menyenangkan ternyata lari membawa kabur uang perusahaan! Atau pada saat anda memberi pinjaman pada orang yang anda kira sudah kenal dengan baik, tapi ternyata kawan anda itu tidak mengembalikan uang anda. Apa yang terjadi? Apakah anda tidak memiliki kemampuan penilaian yang baik?

Sebetulnya, dalam kasus - kasus diatas, yang terjadi adalah ketidakmampuan kita untuk menganalisa orang tersebut secara objektif dan professional, tapi hanya menganalisanya dari sisi emosional atau sesuai dengan keadaan hati saat itu. Hal inilah yang sering menyebabkan intuisi kita dalam menilai sesuatu menjadi tidak akurat.

Pada sesi lalu kita telah membahas tentang blink, yaitu the power to think without thinking. Pada saat itu kita telah membahas bahwa blink akan sangat efektif digunakan pada bidang yang telah kita kenal dengan baik. Disini intuisi kita berjalan dengan baik untuk membuat perkiraan seperti misalnya, untuk seorang kontraktor, bisa memperkirakan kira - kira untuk membangun sebuah rumah dengan dua lantai akan membutuhkan 5 truk semen dan 8 truk pasir. Intuisi ini seringkali tepat karena kita telah terbiasa menganalisa hal- hal tersebut.

Tapi pada saat menilai seseorang atau sesuatu yang kita anggap sudah kenal baik, kita sering meleset dan tertipu. Mengapa? Apakah blink nya tidak bekerja? Sebetulnya, blink dan kemampuan intuisi anda tetap bekerja dengan baik. Hanya saja, untuk hal - hal ini, anda secara tidak sadar memasukkan faktor - faktor yang tidak ada hubungannya dan cukup menyesatkan, yang anda hubung - hubungkan untuk mendukung kesimpulan subyektif anda tadi. Dan kecenderungan ini anda lakukan tanpa sadar!

Misalnya saja, anda dididik dalam keluarga yang menyukai kerapian dan keteraturan. Anda terbiasa untuk berpakaian rapi, menyisir rambut dengan benar, bersikap sopan dan sabar, serta menunjukkan rasa hormat pada orang lain dalam setiap kesempatan. Pada saat anda bertemu dengan seseorang yang cuek, selengean, sehari - hari Cuma memakai kaos dan jeans, dan bicara ceplas - ceplos, anda akan langsung berfirasat bahwa orang ini pasti tidak beres! Padahal, bukan orangnya yang tidak benar, dia sebetulnya orang baik - baik, tapi style nya tidak sesuai dengan style 'paten' anda. Sebaliknya, bila anda bertemu dengan seseorang yang rapi dan sopan, andapun menjadi mudah tertipu meskipun sebenarnya orang itu adalah penjahat kelas kakap.

Contoh lain adalah saat anda bertemu dengan pria berambut panjang, anda akan langsung berpikir orang ini tidak rapi, playboy, tidak disiplin, dan lain - lain. Tapi bila dia memotong rambutnya, anda langsung merasa dia telah bertobat, menjadi disipin, dan sebagainya. Padahal tidak ada hubungan antara panjang rambut seorang pria dengan tingkah lakunya!


Setiap orang memiliki stereotype judgement, yaitu penilaian terhadap sesuatu berdasarkan penampilannya, yang sering menyesatkan intuisi anda. Dengan mengetahui hal ini, anda harus mulai selektif dalam memisahkan hal - hal yang sebenarnya tidak berhubungan saat memberikan penilaian terhadap sesuatu dan hanya menggunakan hal - hal yang relevan saja. Seorang psikolog akan dengan mudah menganalisa dan melakukan hal ini. Tapi bagi orang awan, kerancuan stereotype judgement ini mungkin akan sulit untuk diatasi. Maka dari itu, anda harus sering menelaah ulang apakah parameter yang anda pakai dala menilai sesuatu sudah tepat atau belum.

Demikianlah sesi kita kali ini, sekiranya dapat membantu anda meraih sukses. Sukses selalu untuk anda!

E + R = O Ada sebuah kata yang menarik, RESPONSIBILITY atau tanggung jawab, berasal dari kata repons dan ability. Ini berarti bagaimana kemampuan anda untuk merespon atau bereaksi terhadap setiap kejadian yang terjadi di dalan kehidupan anda.

Dalam dunia bisnis dan kehidupan, banyak terjadi berbagai hal baik yang sesuai atau tidak sesuai dengan harapan anda. Maka, hasil yang anda dapatkan adalah kumulasi dari event atau kejadian yang terjadi, ditambah dengan response atau reaksi yang anda berikan, menghasilkan outcome atau hasil yang anda hadapi kemudian.

Rumus sederhananya adalah:

E + R = O

(Event + Response = Outcome)

Inilah hal yang ditulis oleh Jack Canfield dalam bukunya The Success Principle. Dimana hasil yang kita dapatkan adalah buah dari kemampuan kita bereaksi terhadap segala kejadian yang terjadi dalam kehidupan kita sehari - hari.

Misalnya saja, terjadi suatu kejadian dalam kehidupan kita. Anda bisa memilih reaksi anda, apakah anda berusaha melihat pelajaran atau kesempatan apa yang bisa anda ambil dari kejadian tersebut daripada anda menyalahkan mengapa hal itu terjadi pada anda. Misalnya saja, dalam suatu perjalanan, saya berangkat lebih pagi ke airport agar tidak terlambat naik pesawat. Tak disangka, pesawat saya justru delay 3 jam! Bebrapa penumpang mulai marah - marah dan komplain terhadap maskapai penerbangan yang delay tersebut. Setelah meras gelisah selama 15 menit, saya pun menyadari bahwa tidak ada yang bisa saya lakukan untuk mengubah jadwal delay tersebut. Maka saya mulai membaca sebuah buku yang belum saya selesaikan.

Usai membaca, ternyata pesawat saya delay lagi 2 jam! Maka segera saja saya keluarkan laptop yang saya bawa untuk menyelesaikan sebuah presentasi seminar yang belum sempurna. Ketika saya sedang mengerjakan presentasi tersebut, seorang bapak menegur saya. Beliau menanyakan presentasi apa yang sedang saya kerjakan dan apa pekerjaan saya. Maka sayapun bercerita tentang bisnis saya dan kegiatan saya sebagai pembicara topik - topik seputar bisnis. Tak disangka, ternyata bapak tersebut menawarkan kesempatan bagi saya untuk berbicara di perusahaannya. Demikianlah mitra bisnis, suatu delay pesawat yang menyebalkan bagi saya berubah menjadi kesempatan bisnis yang menguntungkan.

Dari sini anda bisa melihat, anda bisa memilih reaksi apa yang akan anda munculkan. Bisa saja anda terus mengomel, marah, dan melakukan blaming terhadap kejadian itu, maka tida ada juga yang anda peroleh. Tapi bila anda bisa mengubah reaksi anda, memanfaatkan celah dan kesempatan yang ada dari suatu kejadian betapapun buruknya, anda pasti juga akan memperoleh hasil yang baik dari kejadian tersebut.

Maka mitra bisnis, pandai - pandailah memilih reaksi apa yang akan anda munculkan dalam menghadapi suatu kejadian. Anda bisa saja hanya bertindak pasif dan menerima kejadian tersebut. Tapi anda bisa juga melakukan change dan mendapatkan hasil yang luar biasa dari kejadian yang tampaknya buruk sekalipun

5 + 1 Kunci Sukses Anda ingin sukses? Sedikitnya ada lima hal dan satu kata kunci yang harus Anda miliki. Kelima hal itu adalah rasa optimis, memiliki tujuan hidup, mengomunikasikan diri, mempunyai kecintaan pada pekerjaan yang dilakukan dan kemampuan kerja. Sedangkan kata kuncinya adalah action.

Mitra bisnis, dalam business wisdom hari ini saya ingin kembali menceritakan tentang lima aturan sukses yang saya temukan dan saya sharing dengan teman-teman pada beberapa kesempatan yang lalu. Untuk sukses kita membutuhkan lima hal.

Pertama, kita butuh sikap yang sangat positive dalam melihat hidup ini. Sikap kita harus selalu optimistis dan melihat kehidupan ini dari sisi yang baik. Kalau kita selalu bersikap pesimis, nerimo, sedih, sengsara, maka kita tidak akan pernah bisa mencapai sukses. Kita harus mempunyai sikap optimis dan percaya bahwa hidup ini akan selalu lebih baik.

Kedua, kita harus mempunyai tujuan bahwa kita mau apa. Kita harus tahu mau melakukan apa dan kemana akan pergi. Kalau kita selalu melakukan sesuatu hanya karena suruhan orang atau kewajiban, tetapi kita sendiri tidak mempunyai tujuan hidup, maka kita tidak akan menjadi besar.

Ketiga, harus dapat mengomunikasikan diri kita. Baik mengomunikasikan tujuan kita, mempengaruhi bawahan supaya bisa bekerja lebih baik, maupun mengomunikasikan segala hal dengan para pemimpin kita. Kita harus mampu melakukan komunikasi yang baik dengan mereka. Baik dengan percakapan, bahasa isyarat, pekerjaan kita ataupun dengan hal-hal lainnya.

Keempat, harus mempunyai kecintaan terhadap pekerjaan yang kita lakukan. Kalau kita tidak mempunyai passion atau kecintaan terhadap pekerjaan, saya yakin tidak akan pernah ada kesuksesan dalam diri Anda dan pekerjaan yang Anda lakukan saat ini. Karena sukses hanya mungkin terjadi bila Anda mencintai apa yang Anda kerjakan saat ini.

Kelima, kita harus mempunyai kemampuan kerja. Kalaupun Anda sudah mempunyai keempatnya tetapi tidak mampu untuk melakukan pekerjaan itu, maka percuma saja. Kita harus mampu mengerjakan apa yang dibutuhkan untuk mencapai sukses itu. Knowledge and skill harus selalu Anda bina. Tentu saja kata kuncinya adalah belajar lebih baik dibandingkan ketika Anda mengerjakannya di masa lalu.

Kelima hal ini adalah necessary but not sufition. Kelima hal itu semuanya penting bagi Anda. Tetapi lima hal itu saja tidak cukup. Kalau belum cukup tentu saja Anda harus menambahkan kata action. Kalau Anda hanya mempunyai kelimanya tanpa dibarengi oleh action untuk mencapai tujuan yang diinginkan, maka sama saja dengan dengan bohong. Dan Anda tidak akan pernah mencapai tujuan itu.

Kelima hal tersebut dan dengan satu kata kunci action, maka di situlah akan tumbuh kesuksesan Anda. Demikain business wisdom hari ini. Semoga lima hal dan satu kata, yakni action ini mampu menggiring Anda menjadi orang-orang yang sukses.

Humor dan Kreativitas Ada sebuah cerita menarik soal seorang anak yang mulai ikut-ikutan bapaknya minum bir. Anak yang berusia 19 tahun itu, baru belajar minum bir. Ketika bapaknya sudah minum tiga botol bir, anak itu ikutan minum satu botol bir.

Anak itu bertanya pada bapaknya, "Pak, bagaimana sih rasanya mabuk itu ? Saya kok belum pernah merasakannya." Bapaknya menjawab "Kalau kamu sudah mabuk, maka ada empat orang di depan itu, akan terlihat akan menjadi delapan orang."

Anak itu berkata: " Pak, aku cuma keliahatan dua orang kok, bapak sudah mabuk ah! Hahaha " Padahal didepan mereka sebenarnya hanya ada satu orang saja.
Cerita ini untuk menggambarkan sebuah humor atau lelucon atau cara pandang hidup yang bisa menyegarkan kita untuk kembali ke kenyataan hidup. Humor itu menyegarkan sekali karena pada titik tertentu akan berbelok menjadi sebuah pendapat yang tidak diharapkan. Ini membuat kita menjadi lebih segar dan tidak memikirkan alur awalnya.

Sebetulnya kreativitas itu di-drive beberapa di antaranya oleh humor. Sebab jika seseorang bisa menikmati sebuah humor atau lelucon, biasanya menjadi lebih kreatif dalam kehidupannya. Sebab orang itu bisa melihat kehidupan dari sudut yang aneh, sudut yang nyeleneh.

Saya percaya jika hidup ini ingin lebih sukses harus belajar lebih kreatif. Dan salah satu cara sebuah kreativitas bisa timbul kalau kita menyukai humor, karena bisa sering tertawa dan memandang hidup ini lebih terbuka. Kemampuan kita mentertawakan hidup dan mentertawakan diri sendiri akan memberikan angir segar baru pada kehidupan kita.

Ada banyak survey yang membuktikan bahwa banyak tertawa akan membuat kita lebih sehat dan berumur panjang. Kenapa kita tidak mau melakukannya, padahal itu mudah dan murah?
Keindahan dan Kenikmatan itu Sederhana Bagaimana menikmati keindahan dalam kesederhanaan? (TS sep 2006)

Ada keindahan dalam hal2 yang sederhana.
Tadi ada seekor cicak yang sedang kasmaran dan mengejar betinanya, ada daun kuning jatuh dari pohon besar, ada pula segelas air putih yang terasa nikmat sekali.
Kita hanya puas pada kesuksesan, keberhasilan yang hingar bingar, keuntungan yang berlimpah. Tapi pernahkah kita menikmati keindahan pada hal2 yang sederhana.
Enaknya bakso tempat SMA kita dulu, murah, gurih, nikmat, dan penuh keceriaan. Makanan ter enak adalah makanan dekat sekolah kita dulu. Lucunya anak2 kecil di kebon binatang, walaupun bau tahi gajah tidak enak sekali. Gembiranya pembantu yang mau pulang lebaran ketika kita beri baju bekas kita. Adakah hal2 kecil ini membuat anda bahagia? Apakah "inner joy" anda bersorak sorai, ataukah sudah tidak ada lagi "keceriaan nurani" ini dalam kehidupan anda?

Kehidupan bukanlah hanya berisi sederetan rekor kesuksesan dan tonggak tonggak sejarah, tetapi juga berisi rentetan kesederhanaan yang indah dan penuh arti.
Bulan lalu saya ke Selecta, sebuah tempat wisata yang sudah 28 tahun tidak pernah saya kunjungi di kota Batu, Malang, Jawa Timur, dan kembali banyak kenangan indah ketika SMA dulu... Ada kenangan, ada kegembiraan rakyat, ada kesederhanaan yang menawan masih.
Kenikmatan itu murah, kalau kita tau bagaimana cara menikmati hidup ini. Kita tidak perlu tersandera oleh dogma kehidupan yang harus mendewakan harta dan materi. Tapi merasakan rasa indah dalam kesederhanaan yang ada.

Mungkin telah terjadi tujuh puluh dua hal kecil yang indah yang anda lalui hari ini, tetapi mata anda tertutup pada satu proyek yang tidak juga goal itu... Mengapa tidak mencoba mebuka mata kita? Kita bagaikan orang yang berada didalam bus yang melewati jalan2 yang luar biasa indah pemandangannya, tetapi kita tutup gorden penutup jendela bus, sehingga apapun tidak  terlihat dari dalam.

Rasakan apapun yang anda lalui, karena hidup ini cuma perjalanan saja. Dan bagaimana kita memilih cara kita memandang hidup ini, adalah hak kita sendiri. Cobalah menikmati kesederhanaan keindahan itu dan menjalani dengan penuh rasa.

Semoga ini dapat menggugah anda untuk lebih mengenali lagi keindahan kecil yang anda lalui dan sering lupakan dalam hidup anda.

7 Characters of Leadership Ada tujuh karakter penting yang membuat seorang pemimpin dianut oleh karyawan atau bawahannya. Tujuh karakter penting itu saling terkait antara satu dengan yang lain. Sehingga ketujuh karakter ini tidak bisa dipisahkan. Apa saja tujuh hal itu?

Mitra bisnis, dalam business wisdom kesempatan ini saya ingin menelaah tentang kepemimpinan atau leadership. Apa sih yang membuat anak buah, karyawan, atau bawahan itu mau mendengarkan gaya kepemimpinan Anda.

Ada tujuh hal penting yang membuat seseorang itu mau dipimpin atau menurut kepada Anda. Pertama, bila anda sebagai pemimpin memperlakukan mereka dengan rasa hormat. Tidak semua orang memang gila hormat, tetapi siapapun orangnya juga tidak mau untuk dihina. Kalau kita bisa memperlakukan karyawan atau bawahan kita dengan rasa hormat, maka mereka akan menghargai itu.

Kedua, seorang pemimpin harus bisa memberikan inspirasi kepada bawahannya. Pemimpin harus mampu memberikan inspirasi, visi, dan misi ke mana sebenarnya arah perjalanan kita. Kalau mau maju, apa pula yang diinginkan.

Ketiga, karyawan atau bawahan akan menurut bila Anda dapat mengajarkan sesuatu, memberikan sebuah ilmu atau kemampuan. Sehingga semuanya dapat belajar dan tumbuh menjadi karyawan yang lebih baik.

Keempat, pemimpin harus dapat mentoleransi sebuah kesalahan yang tentu saja bukan kesalahan yang sama dan telah dibuat berulang-ulang. Tetapi sebuah kesalahan yang terjadi sekali saja.

Kelima, pemimpin harus mau berkomunikasi dengan jujur dan terbuka. Karena kalau kita tidak mampu mengomunikasikan diri kita dengan bawahan, maka akan terjadi ketidakpastian dan salah paham di antara mereka.

Keenam, anak buah harus percaya terhadap apa yang dijalankan oleh pimpinannya. Kalau anak buah tidak percaya dan merasa bahwa pemimpinnya menipu, mau menangnya sendiri, mau enaknya saja, tetapi tidak mau bekerja dengan benar dan jujur, maka bawahannya tidak akan menurut.
Ketujuh, pimpinan harus mau melakukan apa yang telah diajarkan. Jadi kalau dia bilang harus hidup dengan baik, maka dia harus mempunyai cermin dari hidup yang baik itu. Kalau tidak, mereka akan menganggap Anda hanya berbicara tanpa memberikan contoh yang benar. Pemimpin yang baik harus mempunyai ketujuh karakter tersebut.
Memilih Dan Kompromi Dalam Hidup

Kita tidak bisa menginginkan semuanya menjadi bagus untuk kehidupan kita. Ada yang bagus di sisi sana, kurang bagus di sisi sini. Selalu ada yang dikorbankan. Karena kita melakukan trade-off. Apakah trade-off itu ?

Saya sering diberitahu bahwa binaragawan, yang badannya kekar yang dibentuk oleh body building yang hebat, biasanya kurang pintar sekolahnya. Tentu saja stereotype ini bisa salah bisa benar. Saya tidak mengatakan bahwa mereka bodoh, tapi mungkin kurang menghabiskan waktunya untuk mengasah otak, karena kita semua punya waktu yang terbatas.

Kalau kita perhatikan mereka - para binaragawan, bahkan para olahragawan yang suka berolah raga - akan memperhatikan banyak sumber dayanya pada kegiatan olah raganya. Setiap hari berolah raga. Tidak ada waktu untuk pendidikannya. Saya kenal olahragawan hebat yang seharinya 14 jam berolah raga, lalu kapan membaca buku dan belajar?

Orang yang jagoan ngebut, hebat olahraga ini, hebat olahraga itu, jarang sukses dalam pendidikannya. Karena mereka tidak meluangkan waktunya untuk lebih banyak berkonsentrasi ke pendidikannya. Ini yang dinamakan sebagai trade-off.

Trade-off adalah kompromi. Kompromi untuk menentukan pilihan - dari pilihan yang ada - yang akan lebih banyak kita perhatikan. Mengalokasikan lebih banyak sumber daya ke sini. Sehingga pilihan lainnya secara otomatis terabaikan. Contoh: kalau kita menentukan pekerjaan dipentingkan untuk lebih cepat, maka kita terlalu mengharap adanya pilihan pekerjaan yang hasilnya akurat. Kalau kita melakukan lebih banyak pekerjaan, maka kualitasnya tidak akan sebaik kalau dikerjakan sedikit.

Ada seorang teman sambil bergurau bertanya kepada saya, "Pak San, mendengarkan berita penting nggak ?" Kalau dihadapkan pertanyaan ini, ganti saya yang bertanya, "Pekerjaan anda apa ?" Kalau pekerjaannya sebagai akunting, maka berita bisnis masih relevan. Tapi kalau berita cuaca - hari ini hujan atau tidak, negara anu mengalami badai salju - tentu tidak berguna bagi kegiatan akuntingnya. Maka dia bisa menghemat waktunya - untuk tidak mendengarkan berita yang tidak relevan - untuk meningkatkan kualitas pekerjaan akuntingnya.

Dalam kehidupan bisnis, kita harus memilih aktivitas-aktivitas yang menguntungkan kita. Kita harus melakukan trade-off. Jadi selalu ada hal yang harus dirugikan. Ada hal yang harus dikompromikan. Tidak bisa kita mau semuanya. Prioritas jadi kunci, apa yang kita dahulukan, dan apa yang kita korbankan?

Kalau kita bisa mengerti hal ini maka kita bisa memilih - kita punya hak untuk memilih - mana yang harus diubah dalam kebiasaan kita supaya kita bisa lebih sukses dalam kehidupan kita. Anda harus sadar bahwa kita semua punya hak untuk memilih, dan menentukan pilihan kita.

Hati-Hati Dengan Asumsi Sering pada saat saya mengajar tentang kewirausahaan (entrepreneurship), ada orang yang bilang pada saya, "Pak Santoso, saya ini sudah berusaha berbisnis selama 7 tahun, tapi saya tidak bisa sukses-sukses. Apa saya ini bukan tipe pebisnis ya ? Mungkin saya tidak usah berbisnis lagi, toh saya tidak mungkin sukses."

Ada juga yang bilang, "Pak Tanadi, saya sudah mencoba 2 kali berbisnis, tapi dua-duanya gagal. Mungkin saya tidak cocok berbisnis."

Saya tidak tahu apakah mereka atau Anda betul tidak cocok. Atau betul tidak bisa jadi 'entrepreneur'. Tapi ada sebuah satire yang menarik. Ada orang bilang, "Saya sudah hidup selama 65 tahun. Saya tidak pernah mengalami mati. Jadi saya tidak mungkin mati, karena selama 65 tahun tidak pernah mati, maka sebenarnya selamanya saya tidak akan mati."

Tentu saja ini hanyalah lelucon. Tapi Anda bisa memahami cara berpikirnya yang salah. Karena semua orang toh akan mati juga. Selama Anda 65 tahun tidak pernah mati tidak berarti Anda tidak bisa mati. Tidak pernah mati bukan berarti tidak bisa mati. Karena belum waktunya mati saja. Mungkin bisa saja pada saat usia 75 tahun, atau 80 tahun atau lainnya.

Begitupun dalam berbisnis. Begitupun dalam berusaha. Kalau kita telah gagal 7 tahun, mungkin pada tahun ke-8 kita bisa sukses, mungkin juga tidak. Saya tidak tahu.

Tapi saya ingin sharing dengan Anda,  berhati-hatilah kalau Anda membuat asumsi. Misal Anda berasumsi, 'saya  ini baru mencoba usaha dan ternyata gagal, maka saya ini bukan tipe pebisnis.' Hati-hati dengan asumsi ini, mungkin Anda sebenarnya tipe pebisnis, hanya kebetulan saat berusaha itu Anda gagal. Tapi pada kesempatan lain mungkin saja Anda berhasil.

Kalau Anda - misal jadi salesman - sudah 2 tahun belum mencapai sales target, Anda mungkin salah dalam cara menjual. Anda harus belajar menjual lebih baik lagi. Demikian juga dalam berbisnis. Mungkin belum waktunya Anda berbisnis dengan sukses. Mungkin belum waktunya Anda pebisnis handal. Karenanya Anda harus berusaha lebih baik, berusaha lebih keras lagi.

Tidak Terburu - Buru
Ada sebuah kisah kuno dari negeri China yang dituturkan oleh filsuf terkenal Lao Tzu, yang mengajarkan betapa pentingnya kemampuan untuk diam dan menerima, yang seringkali kita lupakan dalam hidup ini. Kemampuan untuk menikmati segala sesuatu seperti apa adanya, dan bahwa dengan membiarkannya tetap demikian kadangkala merupakan jalan terbaik bagi kita.

Pada suatu hari, Lao Tzu sedang berjalan - jalan di kampung halamannya. Kebetulan ia lewat di depan rumah seorang petani yang hendak menebang pohon tua di depan rumahnya. Lao Tzu bertanya, "Saudaraku, apa yang hendak engkau lakukan?"

Petani itu menjawab, "Oh, Guru, saya akan menebang pohon ini untuk kayu bakar karena ia sudah tidak berguna lagi. Ia sudah terlalu tua, tidak lagi menhasilkan buah yang melimpah. Batangnya terlalu keras, tidak bisa diambil sedikit demi sedikit untuk kerajinan dan keperluan rumah tangga. Tapi setidaknya ia cukup kering dan bisa dijadikan kau bakar."

Lao Tzu mengangguk mendengar kata - kata si petani. Kemudian ia berkata, "Tapi saudaraku, dengan berbuat demikian engkau hanya menyusahkan dirimu sendiri. Tidakkah engkau menyadari, pohon ini telah memberikan banyak manfaat bagimu?" Si petani kebingungan dan bertanya, "Manfaat apa lagi yang kuperoleh dari pohon tua ini, Guru?"

Lao Tzu tersenyum dan menjelaskan, "Pohon ini memang tua dan tidak memberimu buah yang melimpah, tapi ia telah sangat berjasa kepadamu. Dahan - dahannya telah menjadi rumah yang kokoh bagi burung - burung, yang setiap pagi membangunkanmu dengan kicauannya. Ranting - rantingnya yang jatuh ke tanah, telah menjadi bahan mainan bagi anak - anakmu. Siang hari di kala engkau kelelahan, bayangannya memberimu keteduhan dengan rimbum dedaunannya. Kerimbunan itu pula yang telah memberikan ide bagi para penyair yang kebetula lewat, untuk menciptakan puisi terindah tentang desa ini. Biji - Bijinya yang jatuh ke tanah menjadi makanan bagi ayam - ayammu. Bahkan daunnya yang gugur menjadi makanan bagi ternakmu. Bahkan dikala engkau bertengkat dengan istrimu, engkau pergi menyendiri juga di bawah pohon ini. Demikianlah saudaraku, apakah engkau masih berpendapat pohon ini tidak berguna dan hendak menjadikannya kayu bakar?" Sang petani pun mengangguk dan membatalkan niatnya menebang pohon itu.

Demikianlah pelajaran sederhana dalam kisah ini, mitra bisnis, bahwa sesuatu yang tampaknya tidak berguna kehadirannya seringkali memiliki manfaat luar biasa bagi bisnis anda. Misalnya saja karyawan yang sudah 20 tahun bekerja di perusahaan anda, mungkin anda melihatnya sudah tidak produktif lagi. Tapi mungkin dialah yang memegang semua transaksi perusahaan dengan klien - klien terbesar. Atau pekerja kebersihan anda, tampaknya apa yang dilakukannya memang sepele. Tapi bagaimana jadinya rupa kantor anda kalau dia tidak masuk seminggu saja?

Begitulah adanya dalam bisnis dan kehidupan ini. Apa yang tampaknya usang dan tidak berguna mungkin justru telah memberikan manfaat besar bagi hidup anda. Maka sebelum anda memutuskan untuk membuang sesuatu, jangan lupa untuk mengingat kembali apa guna hal tersebut bagi anda.

Memang tidak dapat dipungkiri, dalam hidup dan bisnis diperlukan banyak perubahan untuk bisa bertahan dari masa ke masa. Tapi pada saat anda mengubah sesuatu, hendaknya anda mempertimbangkan dengan teliti bahwa perubahan itu sudah tepat dan tidak akan merugikan anda terlalu besar pula.
Siap Hadapi Segala Perubahan

Beberapa saat yang lalu saya jengkel karena tidak bisa internet selama 3 hari. Sangat terganggu! Ini semua gara-gara gempa bumi di Taiwan. Anda lihat, ada gempa di Taiwan maka apa yang terjadi ? Seluruh dunia internetnya terganggu. Padahal semua institusi keuangan, semua bisnis kita, semua akses data kita, semua komunikasi kita berjalan di atas internet.

Dunia ini menjadi begitu 'fragile', begitu mudah patah. Begitu mudah terganggu. Sehingga sebuah 'batuk' kecil saja di bumi ini akan mengakibatkan infrastruktur bawah tanah jaringan fiber optik terganggu. Dan internet seluruh dunia menjadi terganggu. Telepon di Hongkong terganggu, bahkan internet dari Korea, Jepang tidak bisa akses ke Amerika. Di Indonesia pun internetnya terganggu.

Ada orang yang bilang bahwa kalau ada kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya di Brazil, maka akan terjadi badai di Florida nantinya. Ini sebuah gambaran lucu dan menarik. Yang intinya sebetulnya gangguan kecil saja di lini sebelah sini maka akan mengganggu banyak di lini sebelah sana.

Kehidupan ini sudah menjadi rantai berantai. Segala hal saling berkaitan. Sudah 200 sekian hari lumpur Lapindo memuntahkan lumpur panasnya, kita yang bisnis terganggu. Yang ekspor tidak bisa.

Hidup ini lebih 'fragile', tidak pasti, semuanya bisa terjadi. Segalanya mungkin terjadi, dan semuanya saling berkaitan, maka kita harus siap menghadapi apapun yang ada di dalam kehidupan dan di dalam bisnis kita.

Banyak hal tidak dapat lagi kita gantikan atau tidak dapat kita atasi karena itu adalah kejadian alam yang memang di luar kekuasaan kita. Maka kita sendiri yang harus men-adjust atau menyesuaikan diri menghadapi semua perubahan yang terjadi itu.

Biasa Menerima Perubahan
 Untuk urusan mall atau pusat perbelanjaan saya termasuk generasi yang terjepit. Artinya begini, ibu saya selalu pergi berbelanja ke pasar basah atau pasar tradisional. Pasar yang dibangun oleh masyarakat setempat atau pemerintah yang bukanya di pagi hari. Tempat yang biasanya menjual sayuran, makanan, ikan, daging dan lainnya dengan konsep tawar menawar.

Sedangkan anak saya dalam seminggu bisa 3-4 kali ke mall. Pindah dari mall satu ke mall lainnya. Dan fenomena mall ini menarik. Dalam buku 'Call of The Mall' atau panggilan pusat perbelanjaan ini katanya mall sekarang sudah merupakan kota mandiri yang modern.

Coba anda bayangkan untuk tempat tinggal di mall sudah ada apartemen. Lalu ada hotelnya. Toko-toko tidak bisa usah dikatakan lagi. Mulai dari toko buku, toko baju sampai toko apapun. Bank dan ATM pun ada di sana.

Supermarket atau pasar di sana juga ada. Restoran wah bermacam-macam; chinese restaurant, european restaurant, bahkan untuk yang versi murah ada food court. Cafe shop/tempat cangkruk juga banyak di mall. Bahkan sekarang mall itu sudah ada dokternya. Dokter gigi pindah ke dalam mall. Mall yang besar kadang sudah ada terminal bemonya di dalam.

Saya kemarin ke mall. Saya kaget karena di dalamnya sudah ada spa. Potong rambut sudah umum ada di mall, tapi spa ternyata sudah masuk mall juga. Bahkan kursus pendidikan sudah masuk mall juga. Bioskop sudah pasti ada di mall.

Jadi mall ini sebenarnya sudah jadi kota mandiri. Anda bisa hidup selama sebulan tanpa meninggalkan mall kalau apartemen anda ada di atas mall itu. Ini adalah perubahan kultur budaya kita, di mana kita sekarang hidup di dalam dunia mall. Tapi saya berada di medium tengah, saya juga ke mall, tapi saya juga ke tidak mall.

Tapi inilah perubahan yang harus kita terima, karena dalam kehidupan selalu terjadi perubahan. Selalu terjadi apa yang tidak sama dengan apa yang dulu dialami oleh otang tua kita atau oleh kita waktu masih kecil.

Jadi biasakan untuk menerima perubahan apapun itu. Kalau anda generasi tua tidak suka ke mall, coba belajar menikmati. Kalau anda generasi muda yang selalu hidup di mall, cobalah untuk hidup di luar mall sekali-kali. Cobalah entah apakah itu ke kebun binatang, apakah restoran di luar, apakah tempat bersejarah ataukah pemandangan alam yang segar.

Do It Better Do It Faster
 Dalam kehidupan sehari-hari saya seringkali menemui orang yang sikapnya negatif sekali terhadap kita atau terhadap orang yang sedang berusaha. Kadang-kadang dia bilang, "Ah kamu mana bisa sukses sih", atau "Walah pekerjaanmu itu membosankan." Lain kali, "Wadah kayak gitu kok dikerjakan." Yang lain, "Kok mau jadi orang seperti itu," atau "Pekerjaan yang hina itu kok mau dilakukan." Bahkan, "Orang tidak berpendidikan, tidak punya otak, kamu itu buat apa sih kerja seperti itu."

Banyak sekali orang yang sikapnya begitu. Negatif kepada kita. Mengolok-olok anda. Membuat anda merasa dikecilkan.

Saya ingin sharing dengan anda, coba anda lihat dan perhatikan orang-orang yang mengecilkan anda. Lihatlah mobilnya. Lihat karirnya. Lihatlah sikapnya.

Lihatlah apakah mereka benar-benar sukses dan kenapa sukses. Apakah betul karena kerja kerasnya sehingga dia sukses. Atau kebetulan saja suksesnya, hanya karena dapat uang dari orang tua, famili atau istri/suami.

Lihatlah cara hidupnya. Dan lihatlah kebahagiaannya. Kalau  anda melihat ke mereka, pada umumnya anda akan lihat mereka sebagai 'orang yang terluka'. Orang yang merasa iri kepada anda. Dengki. Takut anda menjadi lebih sukses. Orang yang melihat anda dan memandang anda dengan remeh ini merasa takut anda akan menjadi lebih sukses.

Lalu apa obatnya ? Mudah. Tidak usah cerita terlalu banyak khususnya kepada dia. 'Just keep on doing what you do'. Lakukan terus. Lakukan saja apa yang biasa anda lakukan. 'Do it better, do it faster'. Lakukanlah dengan lebih baik, lakukanlah dengan lebih cepat. Tunjukkan kepada mereka usaha anda, kesuksesan anda.

Coba anda bayangkan, kalau anda punya teman yang sikapnya memburukkan anda. Mengolok-olokkan anda. Dan anda berpikir, kalau saya disuruh tukar tempat dengan dia, mau nggak dia. Kalau mau, berarti dia memang orang sukses. Karena dia mengolok untuk memberi semangat atau membantu. Dia memang seorang teman. Tapi kalau anda sudah diolok-olok, dan anda berpikir disuruh tukar tempat saja nggak mau, tentu saja dia hanya mengolok-olok saja. Jadi biarkan saja.

Dalam kehidupan anda akan menemui banyak sekali orang-orang yang seperti itu. Dan ketika anda merasakannya, ingatlah business wisdom ini. Lupakanlah orang itu. Mungkin dia iri, dengki. Karena kita akan lebih bahagia. Dan mungkin lebih sukses dari dia di masa mendatang.

Environment Effect
Environment (lingkungan) sangat penting artinya bagi kita. Hal inilah yang bakal membentuk pribadi kita di kemudian hari. Kalau tinggal di lingkungan yang negatif,  kita akan menjadi jelek. Sebaliknya. Jika kita tinggal di lingkungan yang baik maka kita juga akan menjadi baik.

Mitra bisnis, business wisdom hari ini akan bercerita tentang seorang ibu yang membawa anaknya pindah rumah. Pertama kali dia tinggal di dekat kuburan. Setelah beberapa lama sang anak mengamati bahwa tiap hari ia melihat orang mengubur mayat dan lain-lain. Maka anak tersebut pun bermain-main dengan cara seperti itu. Di rumah pun ia bermain-main dengan hal-hal yang berhubungan dengan kubur. Ibunya sedih melihat perkembangan anaknya yang seperti itu.

Kemudian ia pindah rumah lagi ke dekat pasar. Setelah beberapa saat ia tinggal di situ, sang anak mulai belajar nyopet. Ketika ibunya bertanya, "Lho, kamu kok bisa mencopet dengan cepat?" Si anak menjawab, "Iya, soalnya saya lihat tetangga-tetangga semuanya pintar mencopet. Maka saya ingin belajar nyopet supaya dapat uang cepat." Sang ibu sedih sekali. Ia berpikir lama dan akhirnya diputuskan untuk pindah ke tempat lain.

Akhirnya dibawalah anak tersebut pindah ke dekat sekolahan. Suatu hal yang menarik adalah, anak ini mulai berbicara tentang sekolah, kehidupan sekolah dan tentang ilmu-ilmu yang ada di sekolahan itu. Anak ini bisa cepat belajar membaca, menulis dan lain-lain. Anak ini menjadi anak terkenal. Namanya Mong Tse atau salah seorang filsuf terkenal dari negeri China. Kata-katanya adalah, "Ibu dari anak ini telah pindah tiga kali untuk mendapatkan tempat yang cocok untuk anaknya."

Ini adalah sebuah cerita yang menarik sekali sekaligus menggambarkan bagaimana environment atau lingkungan sekeliling kita begitu penting dalam kehidupan kita. Karena kalau environment kita itu jelek, maka dengan sendirinya kita juga akan jelek. Kalau kita dekat dengan tinta, maka kita akan kena hitamnya. Sedangkan kalau kita dekat dengan sesuatu yang baik, maka kita juga akan ketularan hal yang baik.

Dalam kehidupan bisnis, environment atau kehidupan sekeliling kita itu sangat penting. Kita tidak boleh melupakan siapa yang berteman dengan kita saat ini. Karena hal ini akan membentuk environment, cara berpikir, belajar kita. Kalau sekeliling kita adalah orang-orang yang baik, maka kita akan menjadi baik juga. Kalau teman-teman kita adalah orang yang antusias, maka kita akan menjadi antusias juga. Karena sebetulnya kita semua saling menularkan kebiasaan dan saling memberikan input ke dalam diri masins – masing.

Cerita ini sangat penting untuk setiap orang. Bahwa kalau ingin menjadi sukses, maka kita harus mencari environment terhadap pekerjaan kita yang baik dan tepat. Teman-teman yang kita cari haruslah yang baik. Kita boleh memilih teman karena kita mempunyai hak untuk itu.

Cobalah mencari teman yang baik sehingga environment dalam bisnis, lingkungan, pemikiran, dan semua dalam kehidupan kita adalah lingkungan yang baik yang membawa Anda lebih cepat sukses.

Demikian inti business wisdom hari ini. Semoga Anda tinggal di lingkungan yang tepat, sehingga menjadi orang yang tepat pula. Kalau lingkungan Anda negatif, berpikirlah untuk mencari tempat yang lebih baik

Melihat Ke Dalam
Melihat kepada diri sendiri memang sangat sulit. Yang gampang dilakukan adalah melihat kelebihan atau kekurangan orang lain dan membandingkan diri sendiri dengan orang lain itu. Tapi yang sangat penting untuk diingat, lihatlah diri sendiri sebelum menilai orang lain.

Mitra bisnis business wisdom hari ini akan mencoba bercerita tentang hal-hal yang lucu dalam kehidupan kita sendiri. Di Amerika, mantan presiden Lincoln begitu sukses dan dikagumi sehingga orang tua di sana mempunyai kebiasaan memarahi anaknya dengan menggambarkan Lincoln. Biasanya mereka akan bilang, "Kamu sudah umur 10 tahun masih seperti ini. Dulu Lincoln umur 10 tahun sudah pintar dan melakukan banyak hal, membantu orang tua, mencari uang sendiri. Kamu sudah seumur ini masih bodoh saja. Lihat Lincoln, pada seumur kamu sudah bisa ini dan itu." Anaknya yang mendengarkan berkali-kali menjadi akhirnya berpikir dan berkata, "Yah, Lincoln pada saat seumur Ayah kan sudah menjadi Presiden Amerika. Kenapa Ayah belum?"

Ini adalah sebuah cerminan bagi kita. Kita sering memarahi seseorang dan membandingkannya dengan orang yang lain. Kadang kita berkata, "Coba lihat karyawan perusahaan A, mereka pintar bisa begini dan begitu." Tetapi kita lupa bahwa di perusahaan tersebut gajinya jauh lebih tinggi.Jadi ada kebiasaan, kita sering menyalahkan orang atau the blaming game. Kemudian diikuti oleh perkataan, "Kamu kok tidak bisa seperti ini?" Lalu kita akan membandingkan dengan sesuatu yang lebih baik. Padahal kadang kita tidak sadar bahwa kita sendiri tidak sebaik bosnya atau tidak sebaik dengan perusahaan yang dibandingkan tersebut.

Maka kita harus reinstrospeksi terhadap diri sendiri. Tidak sekedar menyalahkan orang lain, tetapi tidak mau menyadari diri sendiri. Ada hal yang menarik dalam kehidupan ini. Bahwa orang sering berkata, "Kalau saja anakku sepintar dia." Tetapi kita tidak mau mendidik anak kita sebaik dia mendidik anaknya.

Dalam hal kehidupan kita sering memotong-motong dan mau mengambil sebagian saja dari contoh orang yang baik. Tetapi kita tidak mau melihat diri kita sendiri dan memperbaikinya bahwa kita pun banyak melakukan kesalahan, banyak kekurangan bila dibandingkan dengan orang lain. Maka sudah saatnya kita mulai melihat kedalam lagi pada diri kita sendiri. Apakah kita sudah memberikan yang terbaik? Apakah yang kita berikan sudah sebaik yang diberikan orang lain?

Sebelum kita mulai menudingkan jari pada orang lain, ada baiknya kita menyadari bahwa dibalik hasil yang tampak lebih baik dari orang lain tersebut, ada pengorbanan dan usaha yang lebih besar pula untuk memperoleh hasil tersebut.

Demikian business wisdom hari ini. Semoga apa yang saya sampaikan hari ini bisa bermanfaat. Sukses untuk bisnis dan karir Anda.

Menjalankan Kehidupan Dengan Benar-Benar Hidup
Ketika kita masih kecil, kita selalu berharap, "Kalau saja nanti saya SMP/SMA waduh saya bisa naik sepeda/sepeda motor sendiri. Sekolah alangkah nikmatnya." Ketika sudah SMP/SMA kita berpikir, "Kalau aku jadi mahasiswa, pasti keren. Bisa pacaran." Maka kita mengharap dan mengharap dan mengharap jadi mahasiswa.

Ketika kita diterima di universitas, kita senang. Begitu jadi mahasiswa kita berpikir, "Kapan ya kita lulus. Setelah diwisuda aku bisa bekerja." Maka kita terus berpikir seperti itu. Terus mengharapkan wisuda.

Setelah lulus kuliah diterima bekerja. "Asyik, sekarang aku masuk di perusahaan besar. Kapan ya saya bisa jadi direktur ?" Dalam perjalanan kerja, dia menikah dan lalu menjadi direktur. Dan setelah jadi direktur berharap, "Sekarang aku sudah jadi direktur, kapan ya anakku sudah bisa sekolah ?" Dan ketika anaknya sudah sekolah kita berharap, "Anakku sudah sekolah, kapan ya anakku bisa bekerja dan kawin."

Tanpa terasa waktu berjalan. Tiba-tiba kita sudah sampai pada ujung kehidupan. Kita sudah menjadi tua renta dan pensiun. Dan kita tiba-tiba sadar, karena kita belum pernah benar-benar hidup.

Dalam kehidupan kita, ada kata hidup dalam kata kehidupan itu. Maka kita sebenarnya bukan berkeinginan untuk mencapai titik ujung kehidupan. Karena di titik ujung yang paling sana adalah kuburan. Sedang di titik ujung sebelah sini adalah kelahiran. Dari saat kita lahir sampai kita meninggal ada kehidupan.

Kata kunci untuk kehidupan adalah menjadi hidup. Kita hidup maka kita merasakan saat ini. Kita menikmati menjadi seorang mahasiswa. Kita menikmati menjadi seorang karyawan, seorang ayah dan lainnya. Kita menikmati kehidupan hari-hari ini. Kita tidak pernah mengharapkan, "Besok saya ujian, lulus, jadi kerja, menikah, punya anak dan kaya raya." Tidak. Tapi kita menjalani kehidupan yang sudah ada dengan benar-benar hidup.

Sikap Hidup Positif Dan Perubahan Positif
Saya baru saja berdiskusi dengan seorang teman. Teman saya ini meyakini bahwa sikap hidup positif itu adalah segalanya dalam kehidupan ini. Bahwa bagaimana kita melihat gelas setengah penuh bukan setengah kosong adalah lebih penting daripada kenyataan sebenarnya bahwa gelas itu setengah penuh atau setengah kosong.

Dalam perjalanan kehidupan kita diwarnai banyak perasaan yang berselang-seling antara rasa bahagia, sedih, marah, 'mood' yang jelek, 'sumpek', bingung, 'judek' - kata orang pikiran penat karena tekanan pekerjaan serta rasa-rasa lain. Sesuatu yang kadang membuat kita menjadi semangat melakukan sesuatu, berjalan kencang. Namun kadang harus berhenti karena malas atau putus asa untuk melakukannya.

Bila kita 'berhenti', kita paksakan diri untuk terus berjalan. Malas bekerja, ayo bekerjalah. Karena kita punya sikap yang positif. Bila sekarang gagal, besok pasti bisa. Pekerjaan yang belum selesai, kita akan selesaikan. Sikap positif ini menjadi penting untuk mempertahankan dan menjalankan kehidupan kita dari satu hari ke hari yang lain.

Saya setuju sekali bahwa sikap positif itu penting. Dan sikap positif itu akan membuat kita menjadi kuat. Tapi yang lebih penting sebetulnya adalah perubahan positif. Artinya dari hari ke hari kita harus membuat sikap yang berubah, cara bekerja yang berubah, cara kita menghadapi hidup yang berubah, bukan sekedar pikiran yang positif. Tapi perubahan menuju lebih baik atau perubahan yang positif.

Saya kira perubahan positif lebih penting daripada sikap positif. Karena kalau kita tidak berubah hanya mempunyai sikap yang positif maka dalam kehidupan kita juga tidak akan pernah terjadi perubahan yang signifikan.

Kalau kita ingin maju, lebih sukses, lebih berhasil, lebih bahagia kita harus melakukan perubahan yang positif secara terus menerus. Kalau kita ingin mempunyai hubungan yang baik dengan teman, kita harus melakukan secara kontinyu perbaikan positif. Tak sekedar hanya sikap yang positif.

Perubahan positif itu seperti kita harus disiplin dalam kehidupan kita, bekerja dengan cara yang baik dalam pekerjaan kita, ataupun memperbaiki 'networking' kita. Atau mendisiplinkan diri untuk selalu menghubungi teman-teman yang lama atau mengubah strategi promosi kita. Kita harus berubah dengan cara yang positif untuk memperbaiki bisnis/kehidupan kita supaya menjadi lebih baik nantinya.

Jadi sikap positif adalah penting. Namun perubahan untuk menjadi lebih baik/positif dalam kehidupan/bisnis kita adalah lebih penting. Tidak hanya sikap saja, tapi sudah menjadi tindakan untuk selalu lebih baik

Orang Yang Paling Penting
Pada seminar sering saya tanyakan pada seseorang, "Pak, anda sedang berjualan barang pada pelanggan besar, yang melakukan pembelian paling banyak di antara pelanggan lain. Maka menurut anda, siapa orang yang paling penting di dunia ini ?" Dan biasanya dia akan menjawab, "Pelanggan kita, pak."

Saya tanyakan lagi, "Pak, kalau misalkan anda dan dia jalan-jalan di pinggir jurang. Lalu ada badai, dan ada celah untuk menyelamatkan diri. Namun hanya cukup untuk satu orang. Yang lain harus jatuh dalam jurang. Maka siapa yang lebih penting, dia atau anda ?" Pasti jawabnya, "Ya, saya sendiri pak, bukan pelanggan itu."

Inilah yang paling mendasar dalam kehidupan ini. Orang yang paling penting di dunia ini adalah diri anda sendiri. Memang ada 1-2 hal dimana anda merasa; saudara, famili, ayah, istri, suami, bapak lebih penting dari pada anda. Tapi pada umumnya orang yang paling penting dalam kehidupan anda adalah diri anda sendiri.

Nah, kalau kita mau mengubah sesuatu keadaan menjadi lebih baik, lebih sukses maka orang pertama yang harus anda ubah adalah diri anda sendiri.

Ada sebuah saint dari Jepang yang bercerita, "Setelah rumah saya terbakar habis, sekarang saya bisa melihat rembulan itu lebih terang." Ini yang menarik. Orang bisa melihat sebuah kegagalan, kesengsaraan, kesedihan dari sebuah kacamata yang lebih jernih.

Orang-orang seperti inilah yang mempunyai sikap mental positif yang selalu melihat kehidupan dari sisi-sisi yang lebih baik. Sikap inilah memungkinkan dia lebih sukses atau lebih bahagia dalam hidupnya.

Sikap mental yang positif adalah kemauan kita untuk memandang hidup dari kacamata yang benar. Bukan pada apa yang terjadi kepada kita. Tapi bagaimana kita melihat hal itu dan menanggapinya.

Jadi kalau kita ingin lebih sukses, maka sikap kita terhadap kesuksesan itulah yang menjadi kunci sukses itu sendiri.

Jadi kalau anda merasa, orang yang paling penting dalam kehidupan anda adalah anda sendiri, sudahkah anda bersiap-siap mengubah sikap anda dan menjalani kehidupan anda dengan lebih baik ?

Memanfaatkan Maksimal Teknologi
Ada sebuah cerita menarik yang diceritakan oleh seorang teman yang bekerja di perusahaan telekomunikasi. Dia bilang, "Pak San, tahu nggak sekarang 3G itu, HP yang bisa melakukan video call, dipakai untuk apa sama orang ? Untuk jualan kambing dan sapi, Pak."

Jadi di desa itu orang yang mau melihat sapi, kambing pakai HP 3G, lalu ditunjukkan, "Ini lho kambingnya seperti ini. Mau nggak harganya sekian ?" Mereka lalu berkomunikasi. Ini sebuah lompatan yang menarik.

Ternyata orang desa yang jualan kambing, jualan sapipun sudah langsung memanfaatkan teknologi 3G dari HP. Dan dia berkomunikasi dengan orang lain sambil menawarkan pakai HP yang ber-3G.

Saya dulu sering melihat kalau di pameran luar negeri, pengunjung memotret pakai HP mereka. Foto produk itu lalu dikirimkan langsung ke kantornya via HP itu juga. Di kantornya dilihat lagi untuk dianalisa. Kalau setuju lalu di-sms orang yang di pameran itu. Ditanya harganya, bila cocok, langsung jadi transaksi.

Teknologi sudah maju dengan sangat luar biasa. Beberapa saat yang lalu saya lihat di TV, ada kacamata yang bisa dipakai sebagai screen/layar. Jadi anda bisa melihat komputer, TV atau film dengan menggunakan kaca mata. Di dalamnya ada screen komputer atau screen TV. Ini sangat menarik sekali.

Keyboard, sekarang katanya tidak perlu alat lagi. Ada sebuah alat yang memancarkan sinar seperti sinarnya di bioskop. Di sinar berbentuk keyboard itu, kita bisa mengetikkan layaknya ada keyboard beneran.

Kita semuanya mengalami kemajuan teknologi yang sangat luar biasa. Semuanya sudah berubah. Kita melihat perubahan yang sangat hebat dalam kehidupan sehari-hari kita. Pertanyaannya ? Apakah kita telah menggunakan teknologi itu ? Apakah kita sudah menarik keuntungan dari hal-hal baru dalam teknologi di dalam bisnis kita ? Apakah kita selalu memanfaatkan ini untuk mencari keunggulan atau kelebihan komparatif kita dibanding dengan pesaing-pesaing kita ?

Saya harap jawabannya: iya.

Mencintai Seperti Apa Adanya
Ada sebuah cerita yang ringan, menarik sekaligus indah. Konon ada seorang cowok yang jatuh cinta pada seorang cewek. Ini biasa. Cowok ganteng jatuh cinta pada cewek cantik.

Cowok ini adalah seorang pendiam. Tidak banyak cakap. Dan dia takut untuk mengungkapkannya. Akhirnya dia memberanikan diri, "Saya cinta kamu. Maukah kamu menjadi kekasihku?" Untunglah cinta si cowok ini tidak bertepuk sebelah tangan. "Saya juga cinta kamu," jawabnya. Maka keduanya mulai menjadi kekasih.

Suatu waktu si cewek berpikir, "Kenapa ya cowokku mencintai saya ?" Dan dia mulai menanyakannya.

"Saya kenal seorang teman cowok. Dia mencintai ceweknya karena dia bisa menyanyi dengan indah. Suaranya merdu dan enak didengar." Dan dia menambahkan contoh teman lainnya yang jatuh cinta pada ceweknya, karena dia pandai menari. Tangan dan kakinya begitu gemulai ketika dia mulai menari.

"Lalu kenapa kamu mencintaiku ?", tanya si cewek. Si cowok hanya diam saja. Memang dia tidak pandai bicara. Dia hanya bisa mematung sambil memandang mata si cewek. Ditanya berulang-ulang, si cowok tetap membisu.

Si cewek mulai naik pitam. Dia mulai berpikir yang negatif. Jangan-jangan si cowok cuma bohong. Mungkin saja dia tidak jatuh cinta padaku, tebaknya. Maka dia ingin memutuskan hubungan dengan si cowok ini. Tentu saja si cowok keberatan.

Di tengah persoalan ini, dalam perjalanan ke luar kota, tiba-tiba si cewek kehilangan kendali pada mobilnya. Mobilnya selip, dan terjun ke jurang. Sialnya dia tidak pakai seat belt.

Suatu keajaiban meski lukanya cukup parah, dia akhirnya sembuh. Meski harus meninggalkan 2 cacat. Yang satu kakinya pincang. Jalannya jadi tertaih-tatih. Dan yang kedua, dia menjadi bisu. Tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Yang menarik, si cowok tetap sabar dan baik hati menunggui ceweknya.

Dan dia akhirnya berbicara, "Kekasihku, untung aku tidak bilang ke kamu, kalau aku mencintaimu karena suaramu yang indah itu. Dan untung aku juga tidak bilang ke kamu, bahwa aku mencintaimu karena tarianmu yang indah."

"Coba kalau aku menjawab aku mencintaimu karena suara dan tarianmu, padahal sekarang kakimu sudah luka, dan kamu tidak bisa bersuara lagi. Maka aku tidak punya alasan untuk mencintaimu. Alasan apa lagi yang harus aku utarakan, nanti kamu menyangka aku bohong."

"Sebenarnya aku mencintaimu tanpa alasan apapun. Karena aku memang sadar dan benar-benar mencintaimu seperti apa adanya. Walaupun sekarang kakimu menjadi pincang dan kamu menjadi bisu."

Air mata mengalir membasahi pipi si cewek. Dia sungguh tersentuh. Dan mereka kembali menjadi sepasang kekasih.

Kadang kita tidak dapat lagi mencintai seseorang, atau mencintai sesuatu karena alasan a atau b. Bukan berarti kita tidak punya alasan. Tetapi kita memang mencintai pekerjaan kita, mencintai seseorang secara apa adanya.

Kemampuan Sukses Mandiri
Ada sebuah cerita mengenaskan yang pernah saya dengar. Waktu terjadi kerusuhan Mei di Jakarta beberapa waktu lalu, ada sebuah keluarga yang habis segala harta bendanya. Rumahnya terbakar, gudangnya, mobilnya dan semuanya terbakar. Segala aset yang dimiliki mereka habis seakan ditelan bumi.

Lalu keluarga itu hijrah ke Amerika. Di sana keluarga itu - yang asalnya kaya - harus bekerja keras. Ayahnya bekerja keras di sebuah perusahaan. Ibunya bekerja keras. Dan anaknya demikian juga, bekerja keras untuk menopang kehidupan di sana.

Mendengar cerita itu, saya tersentak dan berpikir. Bilamana Anda atau saya kehilangan semua kekayaan kita - kehilangan uang kita, rumah kita, mobil kita dan semua yang menjadi aset kita - maka pertanyaannya adalah apakah Anda dapat bertahan ? Apakah Anda dapat tumbuh lagi ? Apakah Anda dapat membangun lagi sebuah kehidupan yang layak ?

Sebuah pertanyaan menarik. Karenanya untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus tahu kemampuan kita apa - 'capability' kita untuk melakukan sesuatu. Kita jangan hanya menggantungkan aset yang kita miliki. "Toh orang tua saya kaya," "Toh kakak saya kaya," atau "Toh kita sudah kaya."

Tetapi bagaimanapun  - kita berpikir bahwa di luar hal-hal material yang sudah kita punya ini -, sebenarnya kemampuan dan kekuatan untuk membangun lagi bila sampai terjadi sesuatu adalah sesuatu yang penting harus kita punya. Kita harus mempunyai keyakinan dan mengecek kembali di dalam diri kita sendiri, apakah kita mempunyai kemampuan itu ? Karena sebenarnya kekayaan itu dapat hilang setiap saat.

Kalau yang ada dalam kita adalah adanya sebuah kemampuan untuk membangun kembali apapun yang kita punya, maka kita hidup lebih senang. Karena apa yang kita miliki sudah ada di dalam kita sendiri. Dan bukan karena kita memiliki aset yang besar, yang bisa kapan pun akan hilang.

5 Strategi Menjadi Orang Sukses
Hampir setiap orang memiliki keinginan untuk sukses. Namun seringkali sikap mental yang negatif menghalanginya. Lalu bagimana cara menghadapi hal itu ? Resepnya sederhana, hanya menjalankan 5 strategi di bawah ini.

Saya seringkali melihat orang yang mempunyai sikap mental yang sangat negatif. Setiap kali berbicara dengan dia, selalu berkata, "Wah saya tidak bisa." "Ah tidak mungkin saya lakukan." "Saya pasti tidak mampu". Dan kalau ditanya kenapa hal itu sampai gagal ? Dia selalu berkilah," Wah pekerjaannya kurang menyenangkan." "Ordernya terlalu sulit" dan lain-lain.

Maka untuk mengubah orang-orang gagal menjadi orang-orang sukses, ada 5 strategi yang perlun dijalankan:

1. Berhentilah menyalahkan situasi anda. Jangan berkata, "Ah saya kan lahir dari keluarga miskin." "Ah pendidikan saya kurang baik." "Ah teman-teman saya kurang pandai." "Saya tidak punya koneksi." Dan lainnya. Berhentilah menyalahkan keadaan anda.

2. Berhentilah menyalahkan orang lain. Karena ada orang lain yang tidak 'mengenakkan' anda, lalu anda menyalahkan orang tersebut. "Kenapa ya bapak saya tidak kaya ?" "Kenapa teman saya tidak menolong saya. Awas lho, kalau nanti gagal,ini pasti gara-gara teman saya." Kata 'gara-gara' buang dalam kehidupan anda. Berhentilah menyalahkan orang lain atas hasil kerja anda.

3. Jadikan diri anda sebagai 'solution oriented' atau selalu memikirkan solusi dari sebuah persoalan. Anda harus menjadi bagian dari solusi bukan sebagai permasalahn itu sendiri.

4. 'Know your gap.' Ketahuilah kelemahan anda. Anda tahu sekarang di mana, apa kekurangan saya dan ingin ke mana. Jadi anda tahu sebenarnya kurang mampu berbicara, tapi harus jadi pembicara. Setiap meeting selalu jadi pembicara. Maka anda tahu 'gap' anda, yakni kekurangan yang harus diperbaiki. Setelah mengetahui kelemahan anda, lalu ketahui keinginan anda.

5. Belajarlah, perbaikilah kemampuan anda setiap hari yakni sikap dan keahlian anda. Kerjakanlah setiap hari yang membuat anda menjadi lebih dekat dengan tujuan anda. Jadi anda tahu berada di sini, dan mau ke sana. Maka 'gap' atau jarak yang ada, kita kurangi dengan melatih keahlian kita. Kita latih sikap kita sehingga menjadi lebih baik lagi.

Jadi ada 5 strategi untuk orang-orang yang negatif. Yakni berhentilah menyalahkan sutuasi, berhentilah menyalahkan orang lain, mulailah memikirkan solusi, ketahuilah kelemahan anda. Anda mau sampai ke mana, 'gap' anda apa. Dan terakhir bekerjalah setiap hari dengan sikap dan kemampuan yang lebih baik. Sehingga anda mencapai tujuan anda.

The Best Preparation
Mitra bisnis, business wisdom hari ini akan mencoba menggambarkan bahwa dalam bisnis, persiapan yang berlebihan itu kadang justru tidaklah bagus. Namun kenyataannnya, dalam berbisnis, seseorang sering mempersiapkan segala sesuatunya secara berlebihan.

Ada sebuah cerita menarik dari pengalaman saya sendiri. Dulu saya ingin sekali menulis sebuah puisi atau cacatan kecil. Waktu itu saya masih kecil dan saya ingat betul bahwa saya menganggap hal itu adalah sesuatu yang hebat. Sesuatu yang harus saya persiapkan secara matang.

Saya ingin mempunyai kamar sendiri, meja yang ada lampunya supaya lebih enak menulisnya. Lalu saya pergi ke toko buku untuk membeli buku yang paling bagus, kertasnya mulus, beli pulpen yang tepat untuk menulis. Saya akan mempersiapan semuanya dengan baik. Saya akan membaca banyak buku tentang puisi. Sehingga pada saat hari pertama, saya bisa menulis puisi dengan baik.

Kalau Anda lihat, proses tersebut adalah umum di mana-mana. Biasanya setelah tiga bulan, Anda belum juga mulai menulis. Pada saat mulai menulis, Anda akan berpikir, "Ah, sayang kalau tulisan saya jelek. Saya perlu latihan dulu. Kata pembuka apa yang terbaik yang pertama."

Maka semua itu membuat pikiran Anda terpecah-pecah untuk mempersiapkan diri mulai menulis. Saran yang bagus adalah, kalau Anda mau menulis, ambil saja kertas, pulpen dan tulislah sesuatu. Kedengarannya kok mudah sekali. Tapi memang hidup ini kadang semudah itu.

Kalau kita melakukan persiapan yang berlebihan, maka kita akan menghabiskan energi untuk hal-hal yang tidak penting yang sebetulnya diluar dari apa yang sedang kita kerjakan.

Dalam berbisnis, seseorang sering mempersiapkan segala sesuatunya secara berlebihan. Hitung rugi, research, survey kemana-mana, tanya soal pajak, software, pembukuan atau pun melakukan ini dan itu. Semua persiapan begitu matang sehingga perhatian Anda terpecah pada hal-hal yang tidak essential. Akhirnya Anda terlalu capek untuk memulai berbisnis yang sebenarnya.

Saran saya kepada siapa saja yang mau mulai menulis, baik manual maupun secara digital pada komputer, mereka yang mau melukis atau menggambar, atau mereka yang mau memulai berbisnis. Semua itu sama saja, just do it atau langsung saja Anda lakukan. Tentu saja dengan sejumlah risiko yang sudah dibatasi, tahu sedikit banyak tentang bisnis tersebut, dan bukan berarti Anda secara total 100 persen langsung nyemplung dalam dunia bisnis. Intinya, sebuah persiapan yang berlebihan, sering membuat kita kehabisan tenaga sebelum memulai yang paling esensi.

Mitra bisnis, kalau Anda ingin melakukan perjalanan jauh atau melakukan bisnis kecil, atau melakukan hal yang baru, kalau itu tidak terlalu berisiko dan tidak terlalu susah untuk dilakukan. Lakukan saja atau just do it. Tidak harus mempersiapkannya terlalu hebat, karena energi Anda akan habis hanya untuk itu. Pada akhirnya energi Anda tidak digunakan untuk hal yang penting itu.

Rasa Panik
Rasa panik, tegang, bingung bahkan kesulitan kerap kali kita hindari. Tapi ternyata ada untungnya kita bisa merasakan hal ini. Kenapa ? Jawabannya bisa ditemukan di busniness wisdom kali ini.

Saya sering melihat seorang pebisnis atau seorang teman atau seorang karyawan yang tidak juga panik, padahal deadlinenya tinggal 1 hari. Padahal pekerjaan itu kalau kita lihat sudah pasti akan membutuhkan waktu lebih dari 10 jam. Dan saya bingung karena orang-orang tersebut menganggap enteng terhadap deadline dan waktu yang seharusnya dia selesaikan.

Nah, kita butuh rasa panik, rasa tegang, rasa bingung, rasa kesulitan ini untuk memperbaiki hidup kita untuk memacu kita, mau memaksa kita untuk bekerja lebih keras. Banyak sekali teman saya atau pebisnis atau karyawan saya kadang-kadang tidak panik walaupun tahu sebenarnya deadline sudah hampir sampai di depan kita, sehingga besok setelah terlambat cuma berasalan, "Wah ya, terlambat." "Wah ya, tidak sampai diselesaikan."

Nah ini berbahaya. Seperti seorang manusia yang membutuhkan rasa nyeri, rasa sakit, rasa lapar, untuk memberi tanda ke badan untuk mau makan, untuk supaya kita berobat. Bayangkan perut anda sakit tapi tidak terasa sakit. Ini malah berbahaya sekali. Semua dokter atau ahli kesehatan tahu benar bahwa kebutuhan akan rasa sakit itu sangat penting. Kalau kita tidak merasakan sakit, maka kita tidak tahu sebenarnya tubuh kita membutuhkan makanan atau obat yang sesuai.

Nah, untuk jiwapun kita butuh rasa panik. Rasa ini penting kalau kita merasa waktunya hampir mencapai deadline. Ini sangat kita butuhkan sekali supaya kita menyadari bahwa pekerjaan kita belum selesai. Dan banyak yang harus kita lakukan sehingga kita bersemangat, lebih memaksa diri untuk mengerjakan tugas, deadline, pekerjaan ataupun hal-hal lain yang penting untuk kita kerjakan dalam waktu itu.

Banyak sekali orang yang tidak merasa panik ini, tidak punya rasa bingung ini dan menganggap bahwa hidup ini berjalan dengan sendirinya sampai ke titik yang harus dicapai. Sebenarnya kita membutuhkan rasa panik itu. Maka kalau kita melihat teman-teman itu yang tidak panik padahal deadlinenya sudah hampir sampai, ingatkan mereka. Bahwa mereka membutuhkan rasa panik itu, rasa tegang, rasa bingung dan keinginan untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Karena penting untuk memacu kita untuk lebih mau menyelesaikan pekerjaan kita pada waktu yang telah disediakan.

Persepsi Ada sebuah percobaan menarik yang dilakukan oleh sekumpulan peneliti di Amerika. Cukup lucu sih sebenarnya percobaan mereka. Percobaan yang sederhana ini hanya ingin mencoba membuktikan sesuatu hal yang menjadi kebiasaan orang.

Kalau kita amati bilamana ada orang tua yang bercengkerama dengan anak bayinya - usia 0 - 5 tahun -, sering orang lain yang melihat hal ini berkomentar ke orang tua tersebut, "Aduh cantik sekali matanya seperti mata ibunya,", "Lihat hidungnya mancung kayak hidung bapaknya" atau "Wah dagunya lihat persis sama kotaknya dengan dagu kakeknya."

Ini menarik sekali, karena setelah dilakukan beberapa pengetesan di lapangan, hasilnya memang seperti itu. Padahal anak bayi itu dalam pengetesan itu bukan anak kandungnya, melainkan anak angkatnya.

Kalau kesamaan sifat - bukan fisik - bisa saja terjadi antara orang tua angkat dengan anaknya. Karena sifat orang tua bisa menurun ke anak karena si anak melihat kebiasaan orang tuanya. Tapi kalau mata, hidung, dagu atau wajah tentu saja akan mengikuti genetika dari orang tua aslinya.

Dari penelitian ini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa manusia pada dasarnya mencari kesamaan dari yang ada. Yang ini sama dengan yang itu. Padahal sebenarnya dalam kasus di atas, tidak ada kesamaan.

Nah dalam konsep branding hal ini disebut sebagai persepsi. Persepsi inilah yang dilihat, bukan kenyataan yang dilihat. Kita melihat apa yang kita mau lihat. Bukan fakta atau kebenaran itu sendiri. Persepsi menjadi lebih penting daripada fakta/kebenaran itu sendiri. Karena yang dipandang adalah persepsi itu sendiri.

Dalam dunia praktek, kita bisa menerapkannya terhadap produk/jasa kita. Kita harus menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap produk/jasa kita; harga, kualitas, fungsi dan nilai lebih dengan produk/jasa lain. Ini tentu banyak hal yang bisa dilakukan. Seperti mengganti nama seperti yang dilakukan oleh bintang-bintang film supaya terlihat lebih keren dan menjual. Sederhananya bisa seperti ungkapan lucu ini: "Lebih baik kelihatan seperti orang pintar, daripada anda memang pintar tapi kelihatan seperti orang bodoh."

Nah banyak hal dalam kehidupan kita, kalau kita perhatikan, hanyalah masalah persepsi saja. Dan bukan kebenaran atau fakta yang sebenarnya itu sendiri. Jadi kita bisa berkesempatan untuk menampilkan persepsi yang kita inginkan meski kenyataannya bukan seperti itu.

Primed for Action Kawan, pada berbagai situasi yang kita hadapi, otak kita ini sering dikondisikan untuk melakukan sesuatu dan bereaksi sesuai dengan pengaruh yang menkondisikan otak tersebut. Hal ini disebut primed for action. Maksudnya, otak ini telah di primed, dikondisikan, untuk bertindak sesuai dengan pesan yang telah diterima sebelumnya.

Seorang professor meneliti hal ini dengan menyuruh beberapa mahasiswanya pergi kepada kawannya. 20 orang pertama sebelumnya diberi essay dan permainan kata - kata dengan menggunakan kata - kata yang revolusioner dan membangkitkan semangat seperti berani, aktif, berani bertanya, dan lain - lain. 20 orang kedua, sebaliknya, diberi kata - kata yang menenangkan, seperti menghormati orang, bersabar, dan lain - lain. Kawannya sengaja disuruh untuk tidak segera menemui mahasiswa - mahasiswa tadi.

Hasilnya? Sebagian besar grup pertama kebanyakan menolak untuk menunggu lebih dari 10 menit! Mereka akan segera menanyakan dan menyela sang professor atau mendesak sang professor untuk segera menemui mereka. Sedangkan pada kelompok kedua, hampir tidak ada yang memprotes meskipun disuruh menunggu hingga 2 - 3 jam.

Hal ini menunjukkan bagaimana sebetulnya sikap kita sangat dikondisikan oleh pengaruh - pengaruh luar yang kita terima. Bila kita menerima pesan untuk selalu bertindak berani, tidak terlalu banyak menunggu, dan aktif, maka tanpa sadar kita juga akan bertindak sesuai dengan pesan - pesan tersebut. Sebaliknya pula, bila kita diberi pesan bahwa kita harus sabar, tidak mudah marah, dan selalu mendahulukan orang lain, maka sikap kita juga akan cenderung seperti itu. Tanpa kita sadari, alam bawah sadar kita telah membentuk opini dab bagaimana harus bertindak sesuai dengan apa yang kita lihat, baca, dan dengar tanpa sempat memikirkannya.

Maka bila anda berada dalam satu lingkungan, anda akan dengan mudah terkondisikan sesuai dengan keadaan lingkungan tersebut. Misalnya kalau anda ada dalam lingkungan pendidik, anda akan menjadi suka membaca juga. Bila anda berada ditengah lingkungan yang suka tawuran, anda juga menjadi orang yang cenderung emosional. Sebaliknya pula, bila anda berada ditengah lingkungan pekerja sosial, anda menjadi lebih ramah dan sabar dalam menghadapi orang lain. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh dari luar yang bisa masuk dan menkondisikan otak kita untuk bertindak sesuai dengan pesan - pesan tersebut.

Hal ini seluruhnya terjadi dibawah sadar kita tanpa kita bisa mencegah atau memperngaruhinya. Kita bahkan tidak akan sadar bahwa faktor - faktor tadi akan mempengaruhi kita.

Maka, dengan menyadari hal ini, kita bisa semakin peka dalam menganalisa faktor - faktor apa saja yang memperngaruhi tindakan kita. Dengan demikian, kita akan terhindar dari pengaruh - pengaruh negatif yang mungkin akan membawa kita pada sikap burub yang merugikan bisnis kita sendiri.


Mitra bisnis, demikianlah bisnis wisdom edisi kali ini, kiranya dapat membantu anda dalam meraih kesuksesan. Sukses selalu untuk anda!

Mengetahui Dan Melakukan Pada biswis kali ini saya akan menunjukkan beda org sukses dan blm  sukses. Perbedaan terebut adalah orang - orang yang belum sukses ini selalu berkata, "Saya tahu bahwa saya harus mengerjakan sesuatu." Tapi... Hal ini menunjukkan bahwa dia tahu bahwa dia harus bertindak, tapi tidak melakukan apa - apa.

Ini yang penting, bahwa knowing dan doing adalah sesuatu yang berbeda sekali. Banyak orang yang belum sukses dan datang pada saya berkata, "Saya sudah tahu cerita itu" atau "Saya sudah mengerti akan hal itu". Tapi kemudian pertanyaan saya adalah apakah anda sudah melakukannya?

Kalau tidak, maka percuma. Segala pengetahuan yang anda miliki tidak akan bisa berguna dan tidak bermanfaat kecuali bila anda memanfaatkannya. Jack Canfield dalam bukunya The Success Principle mengatakan, "Do Your Own Push Up!" Kurang lebih artinya adalan anda tidak bisa menggaji atau membayar orang lain untuk melakukan hal - hal tertentu yang benefitnya akan anda rasakan sendiri. Ibaratnya bila anda ingin berbody binaragawan, anda tidak bisa menyuruh orang lain untuk melakukan push up bagi ada, tapi anda sendirilah yang harus berlatih dengan tekun.

Demikian pula dalam bisnis. Bila anda telah mengetahui bahwa anda harus bekerja dengan tekun dan smart untuk sukses, maka anda harus melakukannya sendiri. Bila orang lain yang melakukannya, maka dialah yang akan sukses, bukan anda! Bila anda tahu akau anda butuh network yang baik, kerja keras, dan kreatifitas, maka langkah selanjutnya bagi anda adalah melakukan hal - hal yang anda perlukan tersebut secara riil.

Banyak orang mengatakan, "Saya sudah tahu kalau saya mulai bisnis ini dengan begini begitu, saya akan sukses". Maka seandainya ia melakukan apa yang dipikirkannya tersebut, niscaya dia benar - benar akan menemui kesuksesan. Tapi bila anda tidak melakukannya apa gunanya? Anda bisa berkata, "Saya sudah tahu dari dulu, saya sudah mengerti kalau akan jadi seperti itu dari dulu". Lalu mengapa tidak dilakukan?

Jika kemudian anda menemui orang lain, kolega anda, atau kawan - kawan yang lebih muda sukses karena melakukan seperti yang anda katakan dulu, mungkin anda bisa bilang, "Saya sudah tahu pasti akan sukses kalau dilakukan begitu". Lalu mengapa tidak anda lakukan sendiri? Mengapa anda tidak melakukannya sampai orang lain mendahului anda melakukannya dan meraih sukses yang semestinya jadi milik anda itu?

Memang dalam memulai segala hal ada resiko kegagalan. Tapi disitulah letak bedanya orang yang hanya knowing (mengetahui) dan berani doing (melakukan). Orang yang berani mengambil tindakan mungkin akan gagal, tapi dia akan bertindak lagi dan mencoba lagi sampai akhirnya berhasil. Sedangkan orang yang hanya knowing saja tidak akan mengalami perubahan apapun. Dia tidak melakukan apapun, tidak gagal, tapi juga tidak akan pernah sukses.

Mitra bisnis, perhatikan hal ini baik - baik. Langkah awal anda dalam bertindak adalah landasan dari seluruh kesuksesan yang anda raih. Jadi apapun yang anda ketahui, pahami, dan mengerti bahwa itu baik untuk bisnis anda, segeralah wujudkan hal - hal tersebut dalam bentuk nyata. Jika tidak, maka tidak akan ada gunanya sama sekali.

Sukses selalu bagi bisnis anda!